KedaiPena.Com – Di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) pemilihan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) terpolitisasi lantaran orang nomor satu di Indonesia tersebut disodorkan calon- calon dari orang berpengaruh di lingkunganya atau partai politik.
Demikian disampaikan Pengamat Militer Alman Helvas merespon kekosongan posisi KSAD pasca ditinggalkan Jenderal Andika Perkasa yang menjadi Panglima TNI.
“Pemilihan KSAD terpolitisasi karena beliau disodorkan calon-calon KASAD dari orang berpengaruh di lingkunganya atau partai politik,” tegas Alman Helvas, Rabu, (10/11/2021).
Ia menuturkan, hal tersebut mulai terjadi pasca pensiunya KSAD Jenderal Mulyono. Hal ini pun memberikan dampak yang tidak baik.
“Ini tidak (baik) bagi TNI AD karena yang naik jadi KASAD lebih karena politik,” beber dia.
Ia menambahkan, Jokowi juga membutuhkan pati yang dia kenal untuk menjabat KSAD. Ia menuturkan, hal ini agak sulit lantaran tifak semua pati pernah bekerja langsung dengan Jokowi.
“Berbeda kalau di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), karena SBY eks pati TNI,tentu beliau paham tentang seluk beluk TNI. Sehingga beliau punya confidence tunjuk KSAD yang beliau kehendaki tanpa tekanan dan pengaruh orang-orang atau partai politik di sekeliling beliau,” pungkas dia.
Diketahui, DPR RI telah resmi menyetujui Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI yang baru menggantikan posisi Marsekal Hadi Tjahjanto yang masuk masa pensiun. Ini artinya kursi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) segera kosong.
Laporan: Muhammad Lutfi