KedaiPena.Com – Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS meminta, agar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak sembarangan menyeret-nyeret nama TNI.
Pasalnya, kata Fernando sapaanya, sangat tidak patut dan tidak pantas jika AHY menyeret institusi TNI dalam ranah politik.
“Dan yang dimaksudkan senior di TNI masih aktif atau sudah purnawirawan,” imbuhnya, dalam keterangan tertulis, Kamis, (25/11/2021).
Menurut Fernando, pernyataan AHY yang mengatasnamakan senior di TNI juga sama saja dengan menganggap hukum dapat dibeli.
Hal itu, tegas Fernando, akan berimplikasi pada penilaian negatif terhadap peradilan di Indonesia.
“Apapun alasannya, apa yang disampaikan oleh AHY tidak tepat karena ada kesan menyudutkan peradilan di Indonesia dengan mengatasnamakan senior di TNI,” beber Fernando.
Fernando menilai, AHY memakai tameng senior di TNI untuk menyudutkan Moeldoko.
Fernando meminta AHY membuka siapa senior yang dimaksud memberikan informasi mengenai Moeldoko.
“Sehingga fitnah yang dilontarkan terhadap Moeldoko dengan mengatasnamakan senior di TNI dapat dibuktikan,” beber Fernando.
Lebih lanjut, Fernando meyakini jika putusan PTUN berbeda dari yang sekarang, putera sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu akan memberikan penilaian yang negatif terhadap peradilan.
“Jangan-jangan senior di TNI yang dimaksud oleh AHY adalah SBY yang juga merupakan mantan anggota TNI. Apa yang saya sampaikan tentunya bukan tanpa alasan karena SBY pada bulan September yang lalu pernah ngetwit tentang hal yang sama,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Demokrat AHY mengaku sempat diperingatkan oleh para seniornya di internal TNI terkait sosok Moeldoko.
Menurut AHY, para seniornya menyebut Moeldoko adalah sosok yang tak akan berhenti sampai keinginannya tercapai.
Untuk mencapai keinginannya, kata AHY, mantan Panglima TNI itu bahkan bisa menghalalkan segala cara, hingga membeli hukum.
Laporan: Sulistyawan