KedaiPena.com – Menyikapi pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat HUT ke-50 PDIP, Pengamat Politik Fernando EMas menyatakan narasi partai politik lebih kuat dari kemauan pemain politik, tidak sepenuhnya benar.
“Sebenarnya, keduanya saling memberikan manfaat. Apalagi kalau melihat partai politik dan elit politik kita saat ini cenderung bersikap pragmatis. Kalau elit politik popularitas dan elektabilitasnya sangat baik, partai politik akan tertarik mengusungnya sebagai capres atau cawapres, karena karena akan memberikan dampak terhadap perolehan suara partai,” kata Fernando, Kamis (12/1/2023).
Ia mencontohkan pada kasus Jokowi pada tahun 2014 yang lalu, dimana Megawati tertarik mengusung Jokowi karena melihat peluangnya yang cukup baik dan memberikan dampak terhadap perolehan suara bagi PDI Perjuangan.
“Pada pemilu 2014, PDI Perjuangan mengalami kenaikan perolehan kursi di DPR RI dari pemilu sebelumnya karena efek dukungan kepada Jokowi. Kurang tepat juga, kalau Megawati masih menyinggung bahwa Jokowi tanpa PDI Perjuangan tidak akan menjadi Presiden karena akan sangat mungkin juga partai lain yang akan mengusung apabila PDI Perjuangan tidak mau mengusung Jokowi pada pilpres 2024,” ucapnya.
Bahkan, mungkin saja, jika saat itu PDIP tidak mengusung Jokowi, yang terjadi adalah memperpanjang masa PDI Perjuangan di luar pemerintahan.
“Partai membutuhkan tokoh yang kuat untuk mendulang suara, sedangkan tokoh memerlukan partai politik untuk mengusung karena sistem pilpres kita mewajibkan bahwa pasangan capres dan cawapres harus dicalonkan oleh partai politik,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa