KedaiPena.com – Pemanfaatan teknologi bisa menjadi salah satu upaya dalam melakukan promosi atau sosialisasi program dari salah satu calon presiden jelang Pesta Rakyat 2024. Sosialisasi ini menjadi penting karena hingga saat ini, masyarakat menilai belum ada tokoh yang mampu mengakomodir semua kalangan.
Pemerhati Politik Nur Jafar Marpaung menilai bursa calon presiden atau capres 2024 masih terbuka lebar.
“Alasannya, hingga saat ini tidak ada tokoh yang mampu mengakomodir semua kalangan. Hal tersebut merupakan imbas dari pilkada serentak 2016. Polarisasi dan stigma jadi semakin kencang kepada tokoh-tokoh tertentu. Hal ini juga membuat peta pemilih pada 2024 semakin kompleks,” kata Nur Jafar saat dihubungi, Senin (6/6/2022).
Ia menyatakan dengan adanya kompleksitas pada peta politik masyarakat, tokoh dengan elektabilitas tinggi saja tidak cukup.
“Sebab, partai politik akan bersikap realistis dalam mengusung capres. Jadi parpol akan selektif dengan menentukan kriteria tertentu bagi capres yang akan mereka usung,” ucapnya.
Nur Jafar menjelaskan ada tiga kriteria yang mempengaruhi pemilihan capres oleh partai Politik.
“Elektoral, opularitas, dan penerimaan publik. Jadi bagi para tokoh dengan elektabilitas rendah masih berpeluang untuk menyalip tokoh-tokoh dengan elektoral tinggi. Hal ini berarti juga membuka peluang para ketua umum partai yang elektoralnya masih berada di papan bawah,” ucapnya lagi.
Ia menyatakan, saat ini merupakan saat yang tepat bagi ketum partai seperti Airlangga Hartarto, Puan Maharani, Cak Imin jika ingin meningkatkan popularitas mereka. Tapi dengan catatan popularitas dengan citra baik di mata publik.
Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia merilis survei teranyar tingkat keterpilihan tokoh potensial calon presiden atau capres 2024. Pada simulasi 19 nama, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di posisi teratas. Kemudian disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Kalau Ganjar ingin mengamankan jalan, para relawan Ganjarist di Capres 24 harus mencuri star dengan modal tagar (jejaring sosial) dan obrolan sehari-hari. Artinya antara konten yang disampaikan dan tagar (jejaring sosial) yang dipakai harus nyambung. Hindari terlalu banyak memproduksi materi. Cukup mengandalkan tagar, karena cara ini akan menjadi kekuatan pendukung Capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 sehingga tampak lebih riuh di dunia maya,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa