KedaiPena.com – Pengamat militer Alman Helvas Ali mengatakan setiap kebijakan negara terkait penguatan pertahanan tetaplah harus bergantung pada kapasitas fiskal negara Indonesia.
“Apa pun aspirasi para calon presiden itu, pada akhirnya harus disesuaikan dengan kapasitas fiskal negara,” kata Alman, Senin (8/1/2024).
Ia menyatakan sangat memahami masing-masing capres memiliki program unggulan di setiap sektor, baik pertahanan, keamanan dan ketertiban, ekonomi, fasilitas umum, perumahan, dan sebagainya.
Ia mengungkapkan jika mengutip data APBN dari tahun 2016 sampai 2023, Alman mengatakan bahwa belanja pemerintah selama periode tersebut lebih banyak diprioritaskan untuk sektor-sektor terkait ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Artinya, lanjutnya, kapasitas fiskal tersebut sangat tergantung dengan pertumbuhan ekonomi dan anggaran pertahanan selama ini, memang tidak pernah masuk dalam lima besar prioritas belanja.
“Jadi, pada akhirnya kita akan kembali ke masalah anggaran,” ujarnya.
Sehingga, untuk menyikapi paparan para capres di Debat Capres tadi malam, Alman menyarankan agar para capres menyesuaikan aspirasi mereka soal belanja negara untuk penguatan pertahanan sesuai dengan kapasitas fiskal Indonesia saat ini.
“Apa yang dikatakan capres nomor 1 dan 3 itu betul, bahwa ekonomi harus ditambahkan kalau kita ingin menaikkan anggaran pertahanan. Kalau tidak, maka anggaran pertahanan bisa dibesarkan, tetapi ada korban di sektor belanja yang lain,” ujarnya lagi.
Ia juga menyoroti pentingnya anggaran pertahanan untuk mengganti alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang ada saat ini. Karena, banyak alutsista milik Pemerintah Indonesia diproduksi dari sekitar tahun 1960-an sampai 1980-an, sehingga sudah perlu diganti.
“Jadi, sebenarnya itu cukup penting, mengingat alutsista kita banyak yang teknologinya ketinggalan. Tapi, sekali lagi, ini tergantung dengan kebijakan pemerintah untuk bagaimana mendapatkan dana untuk mendukung modernisasi tanpa mengorbankan sektor-sektor lain,” kata Alman.
Terkait belanja alutsista bekas yang diduga dilakukan Kementerian Pertahanan, Alman menilai pengadaan alutsista itu penting sepanjang tepat sasaran.
“Ya, memang penambahan alutsista itu saya setuju, sepanjang belanjanya tepat sasaran. Tepat sasaran itu artinya alutsista yang dibeli itu memang dibutuhkan; yang kedua memang kualitasnya bagus. Jadi, memang pengadaan senjata bekas itu selalu jadi kontroversi dan itu juga tidak tepat. Itu pandangan saya,” pungkasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena