KedaiPena.com – Menanggapi kegagalan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan bernegosiasi dengan China agar suku bunga pinjaman untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menjadi 2 persen, Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menyatakan pemerintah harus bertanggungjawab atas suku bunga pinjaman tetap di angka 3,4 persen.
“Luhut gagal nego China turunkan bunga pinjaman kereta cepat. Luhut dan Jokowi harus tanggung jawab! Mengapa? Dari awal proyek ini sudah tidak disetujui Menhub Ignasius Jonan, yang akhirnya ditendang,” kata Muslim, Rabu (12/4/2023).
Ia menyatakan proyek KCJB merupakan proyek ugal-ugalan, tanpa studi dan perencanaan matang. Apalagi Jokowi dan Luhut tidak mau menerima kritikan dari para pakar, akademisi, dan aktivis, saat perencanaan proyek itu.
“Jokowi dan Luhut telah menjerumuskan negara masuk dalam jebakan utang China atau China debt trap, sebagaimana dialami negara-negara Afrika dan Asia lainnya,” ucapnya.
Dia juga mengaku heran dengan pemerintah yang tidak memilih Jepang terkait proyek KCJB. Padahal, Jepang saat itu memberi suku bunga rendah dan memberikan waktu lebih singkat dibanding China.
“Sedangkan proyek itu sekarang mangkrak. Tambah jadi beban utang dan beban negara. Kegagalan Luhut nego turunkan bunga kereta cepat, bukti kegagalan Jokowi dan Luhut dalam proyek KCJB. Proyek ini bentuk pengkhianatan keuangan negara. Negara di bawah Jokowi dan Luhut di bawah tekanan China,” pungkas
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soal kegagalan dalam negosiasi besaran bunga pinjaman di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Dalam lawatannya ke Beijing, pemerintah China bersikeras menetapkan bunga utang sebesar 3,4 persen. Sementara pemerintah Indonesia menginginkan bunga turun menjadi 2 persen.
“Jadi kalau kita dapat 3,4 persen misalnya sampai situ ya we’re doing okay, walaupun tidak oke-oke amat,” kata LBP.
Menteri yang juga pengusaha batu bara ini berujar, pemerintah Indonesia akan kembali melakukan negosiasi penetapan bunga pinjaman dari China agar tidak memberatkan keuangan negara.
“Tapi kita masih mau negosiasi lagi,” ucap Luhut.
Laporan: Ranny Supusepa