KedaiPena.com – Kunci terbesar dalam pembangunan yang tak menciderai lingkungan adalah dengan mengedepankan identifikasi daya dukung suatu wilayah sebelum melakukan aktivitas. Sehingga, aktivitas yang dilakukan manusia, misalnya pertambangan, tak akan sampai merusak lingkungan yang ada.
Pakar Lingkungan Universitas Indonesia, Mahawan Karuniasa menyatakan ada beberapa dampak yang muncul dari aktivitas pertambangan.
“Yang pertama, kita bicara tentang tutupan lahan. Jika awalnya itu adalah lahan pertanian, maka sudah pasti akan mengurangi produksi pertanian,” kata Mahawan, Minggu (12/2/2023).
Lebih berat lagi, jika awalnya lahan tersebut adalah hutan. Maka akan berdampak pada ekosistem hutan.
“Ini mencakup biodiversiti dan berbagai fungsi hutannya. Bisa dikatakan flora dan fauna-nya terganggu,” ucapnya.
Yang kedua adalah kedalaman tanah, yang berkaitan dengan aliran sungai dan tata air.
“Artinya, jika ada penggalian dalam suatu wilayah, baik ratusan atau ribuan hektar maka akan mempengaruhi tata air yang ada di wilayah tersebut,” ucapnya lagi.
Untuk mengatasi dampak ini, Mahawan menyebutkan ada tiga komponen yang harus dijadikan tumpuan utama.
“Pertama populasi. Dimana saat ini, seluruh dunia saat ini sudah mencapai sekitar 8 miliar jiwa. Di Indonesia sendiri sudah lebih dari 270 juta orang. Semakin banyak orang, maka permintaan akan mineral semakin meningkat, untuk memenuhi alat yang dapat membantu aktivitas manusia. Misalnya, kalau untuk nikel digunakan sebagai baterai. Jadi kalau ingin mengurangi dampak, maka harus mengontrol populasi,” urainya.
Kedua, kebutuhan individu, dimana semakin sejahtera individu tersebut maka konsumsi produk yang mengandung bahan tambang juga meningkat.
“Dari dua alasan ini, dapat saya katakan, keputusan Indonesia untuk tidak mengekspor nikel sudah tepat. Karena menjaga sumber daya alam kita agar tak cepat habis yang akan menekan upaya pembukaan tambang baru. Jadi bukan melakukan eksploitasi untuk memenuhi keinginan manusia tapi mengelola sesuai dengan daya dukung,” urainya lagi.
Ketiga, perkembangan teknologi yang memiliki dua sisi. Satu sisi, dengan teknologi maka akan semakin mudah manusia melakukan penambangan. Sisi kedua, dengan teknologi yang tepat, penggunaan mineral bisa diefisienkan.
“Sebagai catatan, seharusnya penambangan itu dilakukan dengan mempertimbangkan daya dukung. Karena semua aktivitas pada dasarnya akan berdampak pada lingkungan,” kata Mahawan.
Sebagai contoh, membuka lahan untuk sawah saja sebenarnya berdampak pada lingkungan. Atau membuka lahan untuk perumahan.
“Jadi kuncinya memang kemampuan untuk mengidentifikasi daya dukung sumber daya alam Indonesia. Tak hanya pertambangan saja, tapi juga untuk semua sektor kegiatan manusia. Jangan sampai melebihi daya dukung wilayah tersebut. Untuk kasus pertambangan di pulau kecil, tentunya perlindungannya harus lebih ketat. Karena daya dukung pulau kecil tentunya lebih sensitif,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa