KedaiPena.com – Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS menyatakan keraguannya atas pernyataan Prabowo-Gibran akan mampu mampu memenangkan pilpres 2024 hanya dalan 1 putaran.
“Kalau merujuk hasil survei tentang pilihan generasi muda terhadap pasangan capres dan cawapres ternyata berdasarkan klasifikasi usia dari kalangan pemilih muda dukungan hampir merata pada ketiga pasangan capres dan cawapres. Pemilih muda bukan hanya sekedar melihat sosok capres atau cawapres yang muda tetapi siap yang dianggap akan mampu melaksanakan program untuk kalangan muda,” kata Fernando, Senin (27/11/2023).
Ia juga menyampaikan pencitraan sosok gemoy yang diidentikkan dengan Prabowo-Gibran pada pilpres yang akan datang hanya berupa gimik dan tidak akan memberikan dampak yang signifikan bagi keduanya.
“Justru seperti pandangan banyak pihak, cenderung mengidentikkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 tersebut berupaya untuk menutupi kelemahan keduanya, yang dianggap tidak memiliki gagasan dan program yang kuat untuk mampu meningkatkan dukungan pada pilpres 2024,” ungkapnya.
Apalagi, lanjutnya, selama ini Prabowo Subianto dianggap sebagai sosok yang emosional dan tegas sehingga kebalikan dari sosok gemoy yang dianggap lucu, menggemaskan dan menarik.
“Saya sangat meragukan bahwa julukan gemoy yang coba dimainkan oleh tim sukses Prabowo-Gibran akan memberikan manfaat positif untuk memperbesar peluang kemenangan. Seolah pasangan Prabowo – Gibran tidak memiliki kemampuan meraih dukungan dari para pemilih mudah melalui program sehingga mengidentikkan dengan sosok gemoy,” ungkapnya lagi.
Terkait hasil survei dari beberapa lembaga yang menunjukkan kekuatan elektabilitas Prabowo-Gibran, Fernando melihat ada juga yang hasilnya tidak mengunggulkan Prabowo-Gibran.
“Hasil lembaga survei yang di publis menunjukkan hasil yang berbeda-beda, antara lain ada yang mengunggulkan pasangan Prabowo – Gibran tetapi ada juga yang mengunggulkan Ganjar – Mahfud. Hasil yang berbeda-beda tersebut ingin menutupi kenyataan di lapangan yang hasilnya berbeda dan mungkin berbanding terbalik dengan hasil survei,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa