KedaiPena.Com – Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menyayangkan debat perdana DKI Jakarta yang diselenggarakan KPU menjadi ajang saling serang simbol fisik. Debat tersebut lebih mengarah ke personal cagub dan juga cawagub.
“Misalnya kata-kata yang tidak tepat digunakan seperti akademisi, dosen, hapalan, hanya bisa retorika dan seterusnya. Mestinya, tetap pada koridor adu gagasan, program, jelajah eksplorasi lebih dalam pada visi-misi,” kata dia saat dihubungi KedaiPena.Com, Sabtu (14/1).
Dia pun mengharapkan, agar debat selanjutnya yang jatuh pada tanggal 27 Januari harus lebih diperketat oleh KPU DKI. “Caranya, dengan mengingatkan kandidat agar tak ada lagi saling serang simbol fisik, karena bisa memecah,” imbuh dia.
Selain itu, dia mengatakan, bahwa calon gubernur yang janji politik dan programnya yang bisa di realisasikan (implementatif) dan masuk akal dalam debat, akan menjadi pilihan rakyat untuk dipilih. “Tidak utopis dan sekedar konseptual,” ungkapnya.
Namun, Pangi mengakui, bahwa Gubernur pilkada DKI Jakarta 2017 yang diselenggarakan KPU DKI Jakarta lebih top markotop dibandingkan debat pilpres 2014.
“Hampir semua kandidat merebut panggung, tampil gemilang dan piawai dalam menjawab semua pertanyaan. Semoga rangkaian debat selanjutnya lebih kinclong dan top,” tutup dia.
Laporan: Muhammad Hafidh
Foto: Istimewa