KedaiPena.com – Usai menyimak podcast obrolan Eep Saefullah Fatah dan Abraham Samad, Pengamat Geopolitik, Hendrajit menilai agaknya pemakzulan Jokowi untuk saat ini bukan hal yang omong kosong.
Ia mengungkapkan koalisi partai pengusung Ganjar dan Anies dengan 54,5 persen suara sudah cukup untuk memutuskan DPR mengambil langkah-langkah politik mengadakan sidang untuk memakzulkan presiden.
Tentu saja dalam prosesnya akan dibentuk pansus, investigasi dan pemanggilan para pihak yang dinilai penyebab atau aktor intelektual pelanggaran hukum dan etika politik.
“Nah untuk mencapai kuorum keputusan memakzulkan jokowi perlu 2/3 suara DPR. Perlu 67, 5 persen. Maka kalau demokrat dengan 9 persenan suara, tercapai 63 persen-an suara,” kata Hendrajit, Jumat (27/10/2023).
Untuk kekurangan 2,7 persenan suara untuk mencapai kuorum melengserkan Jokowi, ia menyatakan elemen-elemen non partai dan gerakan sosial dari luar parlemen tak bisa dianggap enteng.
“Meski konstalasi suara DPR yang total 63 persenan suara masih belum cukup memakzulkan jokowi, tapi partai-partai yang masih abu-abu akan berhadapan langsung dengan sentimen masyarakat. Mengingat wataknya yang pragmatis dan oportunistik apa berani mereka melawan arus?” ujarnya.
Hendrajit menyatakan unsur-unsur pembentuk ketidakpuasan umum masyarakat dari survey bung Eep Saefullah Fatah tak bisa dianggap sepele.
“Pertama, harga bahan-bahan pokok yang kian meroket kian tinggi,” ujarnya lagi.
Kedua, korupsi yang kian marak dari berbagai lapisan pejabat publik kian meningkat dan menyebabkan rakyat jadi susah.
Ketiga, pembangunan infrastruktur memang dilakukan pemerintah namun belum merata.
Ketiga, keputusan jokowi mendukung anaknya ikut nyapres dinilai mendukung dinasti politik.
“Katakanlah skenario ini pada praktiknya tidak mulus dan sederhana, dan jokowi tetap bertahan. Namun dalam proses berlangsungnya impeachment tersebut, reputasi jokowi hancur lebur. Sebab dalam proses tersebut gerakan berbagai elemen masyarakat di luar parlemen, akan jadi katalisator terciptanya dinamika dan kondisi yang tak terduga di DPR dan MPR,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa