KedaiPena.Com – Pengamat geologi dan fisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hendra Suwarta mengatakan ketinggian air laut dalam beberapa tahun terakhit memang terpantau mengalami perubahan signifikan. Akibatnya, kenaikan air laut yang menyebabkan banjir Rob semakin terasa dengan jelas serta meluas.
“Dalam beberapa tahun terakhir memang ada indikasi kenaikan air laut. Banjir Rob semakin meluas, dan makin tinggi,” kata Hendra dihubungi melalui telepon, Minggu (5/6).
Terkait kemungkinan kenaikan air laut itu ditengarai pencairan bongkahan gunung es atau gletser di berbagai belahan dunia, Hendra tak membantahnya.
“Bisa saja kemungkinan, Glester atau di Kutub terjadi pencairan, karena pemanasan global bertambah, suhu kita memang memanas. Dan catatan BMKG suhu memang meningkat, perubahan global itu diawali dari pemanasan suhu udara,” ungkap Hendra yang juga menjabat sebagai kepala Stasiun Geofisika Sanglah, Bali itu.
Hendra menuturkan, dari catatan BMKG tahun 2010 silam, pencairan Gletser itu terlihat di pegunungan Jaya Wijaya Papua, tepatnya di puncak Sukarno yang dikenal bersalju. Kini, salju telah menipis, menyebabkan bebatuan terlihat jelas dari puncak gunung itu.
“Disitu, kalau 10 tahun lalu masih terbentuk Salju, sekarang sudah mencair, dan sudah terlihat batu-batu. Ini (pencairan di puncak Sukarno-red) juga mendukung, apa mungkin salju itu mencair? itu tadi, ada salju yang mencair,” terangnya.
Lebih jauh Hendra mengatakan, menghadapi perubahan itu, langkah adaptasi dan litigasi harus sesegera mungkin dilakukan. Diantaranya, mengembalikan fungsi hutan, penghijauan, mengurangi pembakaran dan aktifitas lain yang dapat memicu pemanasan global.
“Iya memang sebaiknya begitu, harus beradaptasi, selain kemudian melakukan Litigasi. Adaptasinya, karena tinggi rob lebih tinggi dan durasi waktu lebih lama, ya memang harus beradaptasi, misalnya membikin tanggul, atau meninggikan rumah,” imbuh Hendra.
Diberitakan sebelumnya, banjir Rob terjadi di beberapa daerah di Sumatera Utara. Khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah, banjir itu dinilai mencurigakan serta mengkhawatirkan. Pasalnya, banjir Rob yang biasanya hanya terjadi tiga hingga tujuh hari saja, kini sudah terjadi selama sebulan terakhir.
(Dom)