KedaiPena.Com- Masyarakat dihebohkan dengan kabar bakal berduetnya calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB yakni Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Kabar duet politikus yang sama-sama menyukai motor klasik vespa ini dibocorkan dan dibongkar oleh Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Demokrat pun meradang karena hal tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Fernando Emas menilai, bahwa jika pasangan Anies- Muhaimin Iskandar akan saling melengkapi bila benar terwujud di pilpres 2024. Namun demikian, kata Fernando Emas, peluang duet tersebut untuk menang juga masih belum besar di pilpres 2024 mendatang.
“Apabila benar terwujud pasangan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar pada pilpres 2024 keduanya akan saling melengkapi namun peluang untuk menang masih belum begitu besar,” jelas Fernando, Jumat,(1/9/2023).
Bukan tanpa alasan, kata Fernando, duet Anies-Cak Imin akan kesulitan untuk menang pada pilpres 2024. Pasalnya, tegas Fernando, baik Anies dan Cak Imin saat ini dianggap
sebagai representasi kelompok islam sehingga akan kurang mendapatkan dukungan dari kelompok nasionalis.
“Muhaimin Iskandar walaupun dianggap sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama namun para nahdliyin tidak akan secara maksimal mendukung Muhaimin Iskandar karena dianggap pernah berhianat terhadap Abdurrahman Wahid (Gusdur),” tandas Fernando.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat/Anggota Tim 8, Teuku Riefky Harsya, mengatakan Demokrat dipaksa setuju dengan keputusan sepihak itu.
“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol, juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ujar Teuku dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).
Dalam kesempatan itu, Teuku mengatakan, Anies pernah menyampaikan kepada Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapresnya.
“Di masa-masa ini, sejumlah parpol sahabat mendekati dan membuka komunikasi politik
dengan Partai Demokrat. Khusus pada pertemuan dengan salah satu Parpol yang
mengundang perhatian publik, Capres Anies menghubungi pada 12 Juni 2023 dan
mengatakan kepada Ketum AHY, ‘Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan capres-cawapres Anies-AHY’,” ucap dia.
Teuku mengatakan, Demokrat mendapat informasi kalau Cak Imin disepakati menjadi cawapres Anies Baswedan pada Rabu (308/2023).
“Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan
secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh,” ucap dia.
Demokrat geram dengan keputusan sepihak itu. Teuku menyebut, Demokrat juga dipaksa menyetujui pasangan Anies-Cak Imin.
“Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia
mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat “dipaksa” menerima keputusan itu (fait accompli),” ucap dia.
Laporan: Tim Kedai Pena