KedaiPena.com – Nilai transaksi mencurigakan yang diungkap Menko Polhukam Mahfud MD dinyatakan mampu membiayai suatu kondisi darurat untuk negara Indonesia. Karena itu, sudah seharusnya, Pemerintah mengusut transaksi tersebut secara tuntas.
Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menduga nilai transaksi mencurigakan yang dikemukakan oleh Menko Polhukam Mahfud MD, bukan hanya sekedar tindakan memperkaya diri.
“Ini bukan perkara ecek ecek, atau sekedar tindakan korupsi atau memperkaya diri atau agar istrinya bisa flexing. Pencucian uang sebanyak itu pastilah memiliki tujuan yang besar,” kata Salamuddin, Minggu (2/4/2023).
Ia mengemukakan, ada beberapa kemungkinan, yang bisa menjelaskan apa motif pencucian uang dalam jumlah sangat besar.
“Uang sebesar itu, bisa digunakan menciptakan kekacauan ekonomi, menghancurkan stabilitas ekonomi suatu negara, seperti pola pola sebelumnya, yakni seperti bagaimana krisis 98 diciptakan,” ujarnya.
Salamuddin juga mengemukakan, jika uang sebanyak bisa juga digunakan untuk menciptakan teror skala besar. Teror kepada sebuah negara untuk mengancam sebuah pemerintahan agar tunduk pada agenda pemilik uang.
“Uang sebanyak itu cukup untuk menggulingkan sebuah pemerintahan yang sah, melalui penciptaan chaos, lalu membuat kudeta, dan mengambil alih pemerintahan,” ujarnya lagi.
Ia menjelaskan, kalau sekedar memperkaya diri atau memperkaya istri istri pejabat, angka itu terlalu besar. Jika uang sebesar Rp349 triliun dibagi kepada 491 pegawai kementerian keuangan yang terlibat seperti keterangan Mahfud MD, maka masing masing orang mendapatkan Rp700 miliar lebih.
“Sampai dower istri-istri dan anak anak pejabat tidak akan sanggup menghabiskan uang sebanyak itu untuk flexing di media sosial. Kalau mau beli moge dengan uang sebanyak itu maka jumlahnya mencapai 230.000 moge. Seluruh PNS dibagi satu-satu, semua dapat. Kalau jumlah itu tumpah di Jakarta, maka tukang ojek onlen se-Jakarta langsung libur, karena tidak ada jalan lagi yang bisa dilewati,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa