MENGAPA ketika melaksanakan sholat berjamaah, baik di masjid-masjid, di mushola-mushola, di rumah, dan di manapun, ternyata umat muslim cenderung bisa menunjukkan kebersamaan, kekompakan, dan merasa sama di hadapan Tuhan? Namun mengapa di luar itu cenderung tidak bisa?
Padahal di dalam ritus sholat itu misalnya, dan pada ritus-ritus ibadah lainnya, manusia terus saja dilatih meninggalkan strukturnya (yang bersifat wadak), yang mana pada saat itulah sebenarnya manusia menempa diri untuk kembali menjadi manusia. Ya manusia dengan harkat keseluruhan yang merupakan ciptaan Tuhan-Tuhan yang sebenarnya Maha Antistruktur.
Tetapi, setiap kali sholat jamaah dilakukan, dan setiap kali “pengalaman spiritual antistruktur” itu dialami dalam ibadah vertikal, justru tidak serta-merta atau setidaknya tidak secara signifikan mampu melahirkan kesadaran yang menggerakkan untuk mengubah struktur di tataran horisontal yang terus saja melangengkan ketidakadilan, ketimpangan dan kepalsuan di negeri ini.
Salam Radikalisasi Pancasila
Oleh Direktur Pusat Kajian Peradaban Pancasila, Nanang Djamaludin