KedaiPena.Com –  Manajemen hotel Sibayak di Kabupaten Karo dimana Turis jerman Wolter Klaus memesan kamar mengaku sempat merasa ada keanehan terhadap gelagat tamunya itu. Keanehan terjadi sebelum Wolter melakukan pendakian dan menghilang di gunung Sibayak.
Hal tersebut diungkap Head Cashier yang juga merangkap Receptionist Hotel Sibayak, Johanes Tarigan saat ditemui di Posko SAR Bukit Kapur Gunung Sibayak, Rabu (28/6).
“Mungkin karena masuknya (pesan kamar-red) hotel sudah sore, jadi sekuriti nanya, Pak mau kemana gitulah mungkin dalam bahasa Inggris. Dia (Wolter-red) jawab dia mau ke gunung. Terus sekuriti dan juga kepala sekuriti hotel bilang, sudah terlambat kalau mau ke gunung. Kemudian dia kembali bilang gak apa-apa, tolong tunjukkan saja jalannya dari mana. Kemudian, Kepala Sekuriti pun langsung nelpon ke manajemen dan bilang, kenapa tamu satu ini dikasih naik tanpa lokal guide, terlebih sudah jam segini (sore-red). Saya jawab, sudah saya sarankan, tapi dia tidak mau,” urai Johanes.
Soal pesan terakhir korban ke pihak hotel, Johanes mengaku bahwa sejauh ini korban tidak ada meninggalkan pesan apapun.
Sementara itu, Yen Gum, rekan kerja korban di Jakarta yang ditemui di Posko menuturkan, terakhir kali dirinya bertemu korban pada tanggal 15 Juni 2016 lalu saat korban berada di Jakarta untuk urusan pekerjaan. Sebelumnya kata Yen Gum, Wolter sempat memberi tahu bahwa ia ada rencana ke Medan dan selanjutnya ke Bukit Tinggi di Sumatera Barat.
“Terus saya bilang ke dia (Wolter Klaus), jika ke Medan coba mampir ke Berastagi karena lebih sejuk disana. Akhirnya dia pun mempertimbangkan ucapan saya, dan akhirnya ia pun pergi ke Berastagi,” sebut Yen Gum.
Akan tetapi, Yen Gum pun mengatakan bahwa Wolter tak pernah memberi tau dirinya untuk mendaki Gunung Sibayak. “Jadi untuk naik Sibayak ini sudah diluar planning dia. Dan kabar hilangnya dia juga saya dapat kabarnya pada hari Kamis (22/6) subuh dari pihak hotel,” katanya.
Laporan: Iam