KedaiPena.com – Pengajuan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,6 triliun oleh ID FOOD, dinyatakan harus didahului dengan audit dan diikuti oleh pengawasan ketat jika memang diberikan.
Sekretaris Fraksi PPP DPR RI, Achmad Baidowi menyampaikan pengajuan PMN oleh ID FOOD itu masih dalam tahap pengajuan.
“Kan baru diajukan, belum tentu disetujui. Tapi sebaiknya, sebelum itu disetujui, perlu ada audit dahulu pada manajemen ID FOOD. Sehingga jika PMN itu diturunkan, hasilnya sesuaikan dengan yang diinginkan,” kata Baidowi, Rabu (7/8/2024).
Ia menyampaikan pemberian PMN itu ditujukan untuk pembiayaan aksi korporasi dalam upaya untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan penerima PMN.
“Kalau nanti PMN itu diberikan, harus disertai dengan pengawasan ketat dari BPK. Jangan sampai PMN itu dipergunakan dengan cara yang tak seharusnya,” ujarnya.
Baidowi menyatakan timbulnya utang besar pada ID FOOD, diperkirakan berasal dari kesalahan manajemen atau pengelolaan.
“Salah satunya, mungkin dari, penetapan asumsi harga pangan. Jadi saat disusun, harga penetapannya misalnya Rp9 ribu, ternyata saat diimplementasikan ternyata harganya lebih tinggi. Ya selisih harga itu yang jadi celah kerugian,” ujarnya lagi.
Ia menegaskan, untuk memastikan ID FOOD bisa meningkatkan kinerjanya dan tida lagi merugi, ID FOOD harus bisa mengelola pangan itu tak hanya di hilir saja.
“Politik bidang pangan, dalam artian kebijakannya, itu harus menggunakan banyak cara. Jangan hanya di hilir saja, tapi juga harus dari hulu juga. Semuanya harus dikelola dengan baik, sehingga target pangan untuk semua masyarakat itu bisa tercapai.
Misalnya, di sektor daging, ID FOOD sebagai kepanjangan tangan pemerintah, harus mulai membangun sektor pembibitan ternak dan mengembangkan peternakan. Sehingga, di hilir bisa menghasilkan daging.
“Atau cara lainnya, mulai mengembangkan inventory atau penyimpangan untuk pangan. Sehingga hasil pangan bisa memiliki jangka waktu guna pakai yang lebih panjang. Sehingga hasil petani, nelayan, maupun pekebun bisa diserap maksimal oleh masyarakat,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa