KedaiPena.com – Pelimpasan gelombang ke daratan Taman Nasional Jaya Ancol (TIJA), walaupun telah ditepis oleh Management TIJA, dinyatakan merupakan suatu hal yang dapat terjadi. Sehingga ada baiknya, jika pemangku kepentingan dan masyarakat mewaspadai kejadian seperti ini.
Pengajar di Prodi S2 Hidro-Oseanografi STTAL, Widodo Setiyo Pranowo menyatakan melalui pantauan Stasiun Pasut milik Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) di Ancol, pada 27 Desember 2022 sekitar pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, elevasi muka laut menunjukkan ketinggian 0,7 hingga 0,9 meter.
“Ketinggian tersebut lebih rendah daripada kondisi ketinggian pada pukul 12.00 hingga 14.00 WIB pada hari yang sama, sekitar 2 meter. Jadi kalau ada kejadian ombak menerjang kawasan Ancol, diduga adalah akibat gelombang kiriman dari Selat Karimata dan dari arah Selat Sunda,” kata Widodo, Rabu (28/12/2022).
Ia menjelaskan dari data observasi 27 Desember 2022 antara pukul 19.00 hingga 20.00 WIB, terlihat adanya jalaran Gelombang Alun (Swell wave) dari Selat Karimata menuju ke selatan, masuk ke Teluk Jakarta dengan ketinggian sekitar 0,8 meter dengan periode sekitar 6 detik. Widodo menyatakan kecepatan ini sangat cepat.
Sedangkan dari Selat Sunda, ada Gelombang Akibat Angin (Wind Wave) dengan ketinggian sekitar 0,3 meter dengan periode sekitar 3 detik. Walaupun ketinggiannya tidak signifikan namun periodenya lebih cepat dari penjalaran Gelombang Alun (Swell Wave).
“Penjalaran gelombang yang sangat cepat tersebut, ditambah dengan kopling ketinggian dari kondisi elevasi pasang surut, Gelombang Alun (Swell wave), dan Gelombang akibat angin (Wind wave) tersebutlah yang kemungkinan menyebabkan ombak bisa melimpas ke dermaga dan pedestrian pantai Ancol,” ungkapnya.
Ia menyampaikan pelimpasan ombak ke dermaga Ancol, bisa saja terjadi karena pengaruh angin kencang yang saat ini dipantau oleh PRIMA BRIN dan BMKG.
“Gelombang itu adalah hasil interaksi antara laut dan atmosfer. Namun untuk interaksinya yang lebih detil, perlu dilakukan analisis yang mendalam. Untuk kasus pelimpasan yang sempat viral, kami memang belum melakukan analisa mendalam. Begitu pun terkait potensi yang akan terjadi untuk Malam Tahun Baru nanti,” tuturnya.
Ahli Utama Oseanografi Terapan PRIMA BRIN ini juga menyampaikan, sejak 19 hingga 30 Desember 2022 para mahasiswa Prodi S2, S1 dan D3 Hidro-Oseanografi, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) sedang menggelar praktikum pengukuran hidro-oseanografi di perairan Ancol meliputi pemasangan alat pengukur pasang surut, arus, gelombang, dan pengukuran batimetri.
Laporan: Ranny Supusepa