KedaiPena.Com- Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Andreas Hugo Pareira mendesak Pemerintah Malaysia agar mengusut tuntas kasus penembakan terhadap warga negara Indonesia (WNI) oleh aparat Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) pada Jumat (24/1/2025).
Sejalan dengan imbauan Presiden Prabowo Subianto, politisi senior dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini berharap agar kasus tersebut jadi pelajaran bagi semua WNI yang akan bekerja di luar negeri.
“Kami mendesak pemerintah Malaysia Agar kasus ini diusut tuntas,” kata Andreas kepada wartawan di Jakarta, Jumat (31/5/2025).
![](https://assets.kedaipena.com/images/2024/12/IMG_2853-300x200.jpeg)
Ditegaskan Andreas, kasus seperti ini jadi pelajaran untuk tenaga kerja kita yang akan bekerja di luar negeri.
“Tenaga kerja kita haruslah terlatih dan legal sehingga terlindungi dari eksplotasi dan tidak menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking),” tambah Andreas.
Andreas prihatin karena masih banyak pekerja migran yang tidak sesuai ketentuan (non prosedural). Masih banyak TKI ilegal menggunakan paspor kunjungan, tanpa visa kerja, tanpa dokumen, dan terbuai oleh bujukan para calo atau sindikat.
“Kita berharap, ke depan tidak ada lagi TKI kita diperlakukan secara semena-mena, tidak manusiawi, hak-haknya dirampas, dan tenaganya diperas dengan bayaran yang rendah. Semoga tidak ada lagi tenaga kerja kita masuk ke Malaysia melalui jalan tikus perbatasan, tanpa melalui pos lintas batas,” pungkas Andreas.
Sebagaimana diberitakan, kasus penembakan yang menimpa pekerja ilegal asal Riau tidak lepas dari keterlibatan sindikat. KBRI mendapat informasi bahwa WNI yang ditembaki petugas diduga pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal yang ingin pulang dari Malaysia ke Indonesia lewat seorang perantara bernama Malik.
“Kami memang menginformasikan bahwa telah dilakukan wawancara terhadap para korban yang selama beberapa hari tidak diberikan akses untuk bertemu karena dalam kondisi yang bersangkutan dalam proses penyelidikan dan penyidikan,” ujar Atase Polri di KBRI Malaysia, Kombes Pol Juliarman Eka Putra Pasaribu dalam wawancaranya dengan Kompas TV, Rabu (29/1/2025).
Jelas Juliarman, WNI yang menjadi korban penembakan di Malaysia sebenarnya ingin pulang ke Dumai, Riau melalui jalur laut.
Para korban dikabarkan membayar uang senilai 1.200 Ringgit hingga 1.500 Ringgit kepada Malik untuk memulangkan mereka ke Dumai menggunakan perahu.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto juga mengingatkan masyarakat agar tidak terlibat dalam kegiatan ilegal yang dapat berisiko tinggi bagi keselamatan jiwa pekerja.
Presiden Prabowo juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap pihak-pihak yang menawarkan keuntungan dengan cara ilegal.
“Kalau nyelundup ke negara asing, risikonya negara asing akan bertindak. Jadi rakyat kita jangan mau dibohongi oleh sindikat-sindikat yang berjanji ini, berjanji itu,” lanjutnya.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah terus memantau perkembangan kasus penembakan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di Malaysia.
Berbicara kepada wartawan usai memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan TNI Polri Tahun 2025 pada Kamis (30/1/2025), Presiden mengungkapkan harapannya agar proses investigasi dapat dilakukan secara menyeluruh oleh pihak berwenang setempat.
“Kita tentunya berharap ada investigasi,” ucap Presiden kepada awak media usai memberikan pengarahan pada acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI/Polri Tahun 2025 di The Tribrata, Jakarta.
Presiden Prabowo percaya bahwa pemerintah Malaysia akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh.
Presiden juga mengatakan bahwa permasalahan ini sudah dibicarakan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat kunjungan kenegaraannya ke Kuala Lumpur Senin kemarin (27/1/2025).
Laporan: Muhammad Hafid