Kedaipena.com – Kekhawatiran warga dunia akan terulangnya kembali tragedi Chernobyl 1986, ditepis oleh peneliti senior nuklir Indonesia. Ia menyatakan, tentara Rusia memahami akan risiko dari penyerangan pada reaktor nuklir, sehingga sudah pasti akan melakukan secara hati-hati.
Peneliti Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Djarot S. Wisnubrata menyampaikan besar kemungkinan Rusia akan menyerang semua pembangkit nuklir yang ada di Ukraina.
“Tapi pihak Rusia memahami bagaimana cara menghindari potensi terjadinya kerusakan yang akan membuka kebocoran radiasi. Sehingga tidak akan menyebabkan peningkatan radiasi yang akan merugikan pihak mereka sendiri,” kata Djarot saat dihubungi, Minggu (13/3/2022).
Djarot juga menyatakan bahwa sebuah reaktor nuklir memiliki ketahanan pada serangan udara, seperti pesawat tempur.
“Tapi kalau operator reaktornya yang ditodong senjata itu beda masalah lah. Ya menyerah,” ucapnya.
Menyikapi potensi terulangnya kejadian Chernobyl tahun 1986, Djarot menyatakan potensinya sangat kecil.
“Dugaan saya tentara Rusia “hati-hati” menyerbu. Kalau rusak maka bisa jadi arah angin ke wilayah Rusia. Dan bisa merugikan masyarakat Rusia sendiri. Bisa dibayangkan jarak PLTN dengan perbatasan antar negara tidak jauh,” urainya.
Tapi untuk penyerangan, ia menyatakan Rusia akan menduduki wilayah tersebut. Mengingat daerah tersebut sudah aman.
“Kecelakaan Chernobyl 1986 itu bukan karena perang tapi karena kesalahan operasi. Sehingga ada radiasi keluar. Empat eaktor tersebut telah ditutup dan tinggal bahan bakar bekasnya di sana. Kalau sekarang diserbu, tentara Rusia ya tidak ada masalah, karena di sana hanya sisa bahan bakar nuklir bekas,” pungkasnya.
Laporan: Natasha