KedaiPena.Com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadli Zon mengaku, kecewa dengan pernyataan yang dilontarkan oleh sejumlah pendukung pemerintah bahwa banjirnya tenaga kerja asing saat ini disebabkan oleh kebijakan di era Orde Baru.
Fadli begitu ia disapa mengungkapkan kekecewaan tersebut di sela-sela perayaan hari buruh internasional atau May Day yang jatuh pada tanggal (1/5/2018).
“Saya membaca pernyataan pendukung pemerintah yang menyebut banjirnya tenaga kerja asing saat ini merupakan efek kebijakan pemerintah Orde Baru atau presiden di masa lalu. Menurut saya ‘analogi’ itu sangat tak cerdas. Seharusnya dia baca buku dan berbicara dengan data,” kesal Fadli.
Fadli menyebut, alasan pendukung pemerintah soal banjirnya tenaga kerja asing lantaran terjadi pada saat KTT APEC tahun 1994 juga sangat tidak beralasan. Pasalnya, selepas KTT APEC di Bogor jumlah tenaga kerja asing di Indonesia juga menurun.
“Pada tahun 1995, misalnya, jumlah tenaga kerja asing 57,2 ribu. Angka itu turun menjadi 48,7 ribu pada 1996, dan turun kembali menjadi 37,2 ribu pada 1997. Itu dari sisi data jumlah tenaga kerja asing,” imbuh Fadli.
Fadli pun menyebut, dari sisi akal sehat jika pemerintahan saat ini tak setuju kebijakan pada masa lalu lantas kenapa tidak koreksi. Padahal itu alasan kenapa demokrasi mendesain diadakannya pemilu secara berkala.
“Sebab, bukan di masa Presiden Soeharto terbit Permenakertrans No. 16/2015, atau Permenakertrans No. 35/2015, ataupun Perpres No. 20/2018, yang kesemuanya menyisihkan kepentingan kaum buruh lokal. Semua kebijakan tadi terbit di era pemerintahan Presiden Joko Widodo,” jelas Fadli.
Laporan: Muhammad Hafidh