KedaiPena.Com – Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) menyebut, jika Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berpotensi memicu kekerasan terhadap anak.
Kepala DPMP3AKB Khairati mengatakan, pembelajaran yang dilakukan dari rumah tersebut membuat pertemuan keluarga meningkat dan juga mengharuskan orang tua membantu belajar anak, meskipun dalam keterbatasan.
“Karena ibu dan bapak lebih sering ketemu, dengan berbagai macam perilaku, namanya anak kecil yah ada yang di suka dan juga ada tidak. Semakin kita sering ketemu stress nya semakin meningkat dan itu menjadi memicu, lalu tidak terbiasa mengajari anak, tidak mengerti pelajarannya, apa lagi keterbatasan,” ujarnya saat ditemui di UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Selasa, (24/8/2021).
Khairati menjelaskan, guna mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, pihaknya bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama (KUA).
Hal itu, tegas dia, bertujuan agar setiap pasangan mendapatkan konseling, tentang bagaimana mengurus keluarga dan anak.
“Kami sekarang sudah bekerja sama dengan KUA, untuk setiap pasangan konseling bagaimana mengurus keluarga bagaimana mengurus anak,” tuturnya.
Kendati demikian terkait percepatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Khairati mengatakan, tetap harus mempertimbangkan sisi kesehatan, jangan sampai PTM tersebut lebih banyak kerugiannya.
“Kita juga tidak bisa lihat dari sisi itu, kita juga harus lihat dari segi kesehatannya, kalau mudoratnya di khawatirkan lebih tinggi ya di pertimbangkan,” imbuhnya.
“Jadi saya rasa kondisi di pandemi berkurang terus vaksinasi tinggi. Saya rasa bisa itu (PTM-red) akan mengurangi stres anak maupun orang tua,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan