KedaiPena.Com – Wakil Ketua Komisi XI, Hafizh Thohir menilai, dicabutnya subsidi listrik 900 VA oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menghilangkan hak asasi rakyat Indonesia untuk hidup dan dihormati.
“Mestinya ada survei rakyatnya berapa kemampuan dia bayar. Sebab, ada hak asasi rakyat yang dihormati, hak untuk hidup dia tidak boleh mati untuk penuhi hidup,” ujar Hafizh kepada wartawan, Jumat (23/6).
Kendati demikian, Hafizh pun menilai, pencabutan subsidi 900 VAÂ ini sangat berkaitannya dengan meruginya biaya produksi PLN selama ini.
“Saya katakan bahwa ke Gubernur BI bahwa kebijakan listrik ini keliru, Sumatera punya batu bara Kalimantan punya batu bara. Tapi pembangkit listrik hanya di Jawa. Kebayang ga? batu bara cuma 10 dollar di Kalimantan, karena tidak ada transportasi tambah 25 dollar, kemudian ditambah 30 dollar di ‘power plan’, kemudian biaya lain akhirnya bayar produksi sebesar 40 dollar,” ujar dia.
Dengan tingginya biaya produksi tersebut, lanjut Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, PLN harus bersusah payah mencari keuntungan untuk perusahaan.
“40 dollar yang dikeluarkan untuk produksi, 25 dollarnya yang nikmatin yang punya kapal. Jadi pemerintah biarkan rakyatnya biayai orang-orang yang punya kapal selama ini,” pungkas legislator asal Sumatera Selatan ini.
Laporan: Muhammad Hafidh