KedaiPena.com – Penasihat Khusus Presiden untuk Urusan Ekonomi dan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menyoroti kondisi kelas menengah di Indonesia yang terus menurun dari tahun ke tahun. Menurutnya, kondisi ini bisa diperbaiki dengan investasi yang besar masuk ke Indonesia.
Ia menyampaikan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 47,85 juta jiwa pada 2024 atau setara dengan 17,13 persen proporsi masyarakat di Tanah Air. Jumlah tersebut turun dibandingkan 2019 yang mencapai 57,33 juta jiwa atau setara 21,45 persen dari total penduduk. Artinya, terjadi penurunan sebanyak 9,48 juta jiwa.
“Banyak yang turun kelas ke aspiring middle class (kelas menengah yang masih rentan) atau bahkan mendekati miskin (near poor). Meskipun angka kemiskinan turun ke sekitar 8,57 persen, masih banyak yang rentan jatuh miskin lagi karena faktor seperti bencana alam atau gagal panen,” kata Bambang dalam salah satu acara, dikutip Sabtu (22/2/2025).

Dengan kondisi tersebut, ia mengatakan, diperlukan penciptaan lebih banyak lapangan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan adanya investasi yang lebih besar untuk masuk ke Indonesia, sehingga bisa mengerek pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kelas menengah sebagai tulang punggung ekonomi nasional.
“Kalau kita mau kelas menengah bertambah, kita harus ciptakan lebih banyak lapangan kerja dan naikkan pendapatan masyarakat. Kuncinya tetap di investasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, pertumbuhan investasi di Indonesia masih terbilang kecil. Oleh karena itu, diperlukan iklim investasi yang kondusif baik untuk investor asing maupun investor lokal. Hal ini bisa dilakukan melalui perbaikan regulasi terkait dengan kepastian hukum bagi investor dan proses perizinan dipermudah.
“Untuk menarik lebih banyak investasi, pemerintah harus bikin iklim investasi yang kondusif, bukan cuma buat investor besar atau asing, tapi juga buat pengusaha lokal dan UMKM,” ujarnya lagi.
Laporan: Ranny Supusepa