KedaiPena.Com – Penanganan sampah di Kota Tangerang pimpinan Wali Kota Arief R Wismansya jauh lebih baik dengan yang dilakukan oleh Tangerang Selatan (Tangsel) pimpinan Wali Kota Airin Rachmi Diany.
“Padahal anggaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel sebesar Rp107 miliar, memiliki 40 armada sampah, dan 150 tenaga pesapon. Sementara Kota Tangerang dengan anggaran Rp172 miliar memiliki 460 armada sampah dan 653 tenaga pesapon,” ujar Anggota Komisi III DPRD Tangsel, Emanuella Ridayati kepada wartawan, Jumat, (5/6/2020).
“Lebih mencengangkan lagi, Kota Tangerang berhasil membukukan retribusi sampah sebesar Rp15 miliar. Sangat miris dengan retribusi sampah Tangsel yang hanya sejumlah Rp3,25 miliar, sangat jauh sekali dengan Tangerang,” sambung Rida.
Padahal, kata Rida begitu ia disapa, luas Kota Tangerang dan Tangsel tidak terpaut jauh. Kota Tangerang 153,9 km2 dan Tangsel 147,3 km2.
“Penduduknya juga hampir sama Kota Tangerang 1.799.000 jiwa dan Tangsel 1.747.906 jiwa. Sementara sampah yang dihasilkan sekitar 1.500 ton per hari di Tangerang dan sekira 980 ton per hari di Tangsel. Yang diperlukan adalah kemauan politis dan penegakan hukum,” papar Rida.
Dengan perbandingan tersebut, lanjut Rida, jelas Tangsel tidak memiliki niat baik soal pengelolaan sampah. Bahkan Wali Kota Tangsel Airin disebut tidak peduli dengan lingkungan.
Hal itu, kata Politikus PSI ini, semakin terlihat dari digunakanya TPA Cipeucang menjadi tempat pembuangan akhir padahal melanggar fungsi awal.
“Informasi yang saya dapat, TPA Cipeucang itu sejatinya adalah Tempat Pemrosesan Akhir tapi ternyata hanya jadi pembuangan akhir tanpa ada proses sama sekali, dan itupun kapasitas penanganannya hanya 380 ton per hari,” tegas dia.
“Bisa dibilang pemerintah Tangsel abai terhadap lingkungan hidup dan harkat mendasar penduduk Kota Tangsel, yang konon bertajuk Cerdas, Modern dan Religius ini,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan