KedaiPena.Com – Memasuki tahun 2021 disertai dengan keprihatinan yang sangat mendalam tentang bencana pandemi Covid-19 dan krisis multi dimensi yang dialami Indonesia saat ini.
“Pandemi Covid-19 di Indonesia masih gelombang pertama namun ibarat lagu naik-naik kegunung, tinggi-tinggi sekali,” kata Sekjen Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa (FKP2B) Syafril Sjofyan, dalam sebuah diskusi di Bandung ditulis Jumat (8/1/2021).
Sayangnya, pemerintah tidak siap mengatasi multi krisis. Ibarat jualan tahu bulat, lanjut dia, semua kebijakan dibuat dadakan.
“Alhasil, jumlah dokter yang meninggal karena terinfeksi Covid-19 sudah sebanyak 237 orang. Angka itu disebut sebagai yang paling tinggi di Asia dan masuk urutan lima besar di dunia,” sesalnya.
Sementara, Presidium FKP2B, Dindin Maolani SH, menilai tahun 2020 merupakan tahun skandal perundangan-undangan. Sebut saja dalam pembentukan UU Covid, UU Minerba, UU KPK, UU Cipta Kerja.
“Pembentukannya tidak partisipatif, tidak mau menerima masukan, kampus-kampus tidak dilibatkan. Ditinjau dari pelaksanaannya selalu darurat, hanya mengutamakan aspek ekonomi dan investasi. Hanya memaksakan kehendak serta memasukan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila seperti RUU HIP dan RUU BPIP,” sambungnya.
Penegakan hukum, lanjut dia, sangat buruk. Kekerasan dan pembunuhan oleh aparat sangat kasat mata, masyarakat dibelah dengan ketidakadilan penegakan hukum.
“Tidak ada panutan yang bagus yang bisa diikuti, sehingga masyarakat tidak lagi hormat pada hukum, pada dasarnya di era rezim Jokowi Hukum sangat memprihatinkan, rapornya merah,” papar salah satu pendiri YLBHI bersama almarhum Adnan Buyung Nasution.
Didin melanjutkan, jika di tahun 2021 tidak ada perubahan yang signifikan, akan terjadi kerusakan, pembangkangan sipil, karena rezim ini selalu salah tentang hukum.
Laporan: Muhammad Lutfi