KedaiPena.com – Penambahan kuota BBM Subsidi dan BBM Penugasan, dinilai langkah tak konsisten pemerintah, jika dibandingkan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dari bahan bakat fosil.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov menyampaikan bahwa penambahan kuota BBM Subsidi dan Penugasan memang sesuatu yang tak mungkin dihindari.
Karena menurut data, rata-rata pertumbuhan konsumsi BBM Subsidi tercatat sekitar 7 persen.
“Penambahan ini menjadi kabar baik bagi masyarakat karena adanya kepastian kuota BBM Subsidi yang mencukupi,” kata Abra, Kamis (5/1/2023).
Tapi, penambahan ini juga menjadi sinyal inkosistensi pemerintah dalam menerbitkan kebijakan.
“Harusnya, kalau pemerintah mau konsisten, subsidi BBM ini kan harusnya segera direformasi dari yang terbuka menjadi lebih tertutup atau targeted,” ucapnya.
Ia juga menyebutkan jika keputusan menambah kuota ini, menunjukkan adanya ketidakselarasan kebijakan. Padahal, Pemerintah tercatat tengah berupaya mendorong pemanfaatan kendaraan listrik.
“Mestinya ketika ada niat mensubstitusi sebagian kendaraan fosil dengan kendaraan listrik itu tercermin dengan berkurangnya kuota (BBM Subsidi),” ucapnya lagi.
Akhirnya, lanjutnya, pemerintah terpaksa menerima beban dari dua sisi.
“Risiko dari penambahan nilai subsidi dan kompensasi BBM serta risiko beban subsidi mobil listrik,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa