KedaiPena.Com – Tuduhan terhadap tokoh nasional Rizal Ramli yang dianggap rasis kepada etnis Tionghoa adalah bentuk gagal paham dalam memaknai Etnis Tionghoa dan Cina sebagai sebuah negara.
Tak hanya gagal paham, tudingan terhadap mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Perindustrian itu juga ahistoris.
“Saya pikir tudingan ke Pak RR itu ya salah besar. Karena yang disampaikan Pak RR di acara ILC itu adalah kritik terhadap negara Tiongkok (China), bukan ke etnis Tionghoa,” kata Ketua Pemuda Konghucu, Kris Tan ditulis Senin (27/4/2020).
Ia menambahkan, Tiongkok sebagai entitas sebuah negara, tidak merepresentasikan seluruh etnis Tionghoa.
“Kalau Tionghoa kan peradaban, suku, bukan definisi negara,” sambungnya.
Lagi pula, Kris Tan yang juga Ketua Generasi Muda Khonghucu ini mengaku mengenal baik sosok RR, sapaan karib Rizal Ramli.
Sejak era Orde Baru (Orba), jelasnya, RR adalah orang dekat Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang selalu memperjuangkan hak minoritas di tengah Indonesia yang pluralis dan multikultural.
“RR itu Gusdurian dan sudah lama dekat dengan Gus Dur. Ketika zaman Orba, RR bersama Gus Dur ikut memperjuangkan kelompok minoritas etnis Tionghoa. RR itu sudah teruji fakta dan rekam jejaknya,” ujarnya.
Oleh karenanya, sebagai pemuda Konghucu, pihaknya menolak keras tudingan terhadap RR yang dikatakan rasis gara-gara menyebut antek Cina.
“Kami tahu betul RR sangat pluralis, multikultural dan toleran menjunjung asas humanisme. Jadi tidak benar tudingan terhadap RR,” demikian Kris Tan.
Sebelumnya, tokoh nasional DR. Rizal Ramli menyerukan agar Indonesia jangan lagi jadi antek China.
Hal itu disampaikannya di panggung Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk “Corona: Setelah Wabah, Krisis Mengancam?” pada Selasa malam (21/4/202).
Mulanya, dia mengurai bahwa ada tiga negara yang diprediksi para analis akan menjadi super power dalam 10 tahun mendatang, yaitu Vietnam, India, dan Meksiko.
Jika ekonom-ekonom yang ada di lingkar pemerintahan diisi orang-orang hebat, maka Indonesia bisa menyodok ke urutan empat.
Tapi hebat saja belum cukup, mereka juga harus mampu keluar dari jerat ketergantungan dengan negeri Cina.
Hal ini membuat para pendengung di sosial media menyebut RR dengan sebutan rasis.
Laporan: Muhammad Lutfi