KedaiPena.Com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak memiliki visi menjadi destinasi wisata nasional yang berbasis budaya lokal, sehingga ditengahnya Presidensi G20 hal itu selaras dengan visi pemkab Lebak.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin mengatakan dalam mengembangkan sektor pariwisata di kabupaten Lebak pihaknya mengedepankan konsep ekowisata, hal itu digunakan lantaran hampir 35 persen wilayahnya merupakan kawasan konservasi.
“Presidensi G20 ini nyekrup dengan visi Kabupaten Lebak, karena kita konsepnya ke ekowisata, karena di Lebak itu sebagian besar 35 persen itu wilayahnya kawasan, baik taman nasional Gunung Halimun Salak, Perhutani, PBS, dan PTPN VIII,” ucap Imam, ditulis Rabu (6/4/2022).
Ia juga menyampaikan, dalam paradigma lama bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar hutan atau perkebunan identik dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan IPMnya rendah, sehingga pihaknya terus berupaya untuk merubah paradigma seperti itu, dengan mendorong bagaimana lahan hutan atau perkebunan itu dapat diakses atau di manfaatkan masyarakat sekitar.
“Sesuai dengan program pemerintah pusat sektor wisata menjadi sektor unggulan, sehingga kita melakukan kerjasama untuk jasa lingkungan. Alhamdulillah 2019 kita sudah melaksanakan itu semua baik dengan taman nasional, Perhutani, PTPN, PBS dan stakeholder lainnya,” katanya.
Di antaranya, kata Imam, seperti di Taman Nasional Gunung tepatnya di Gunung Luhur desa Citorek Kidul terdapat destinasi wisata Negeri Diatas Awan, yang dimana saat itu adalah zona rimba atau zona inti taman nasional.
Akan tetapi, setelah dilakukannya kerjasama dengan Taman Nasional karena adanya destinasi wisata yang luar biasa, sehingga akhirnya dilakukan revisi zonasi pemanfaatan, yang menjadi pintu masuk Pemprov Banten dan Pemkab Lebak dalam pengembangannya.
“Alhamdulillah sekarang ada Negeri di Atas Awan, itu notabene zona rimba atau inti Taman Nasional dan kita bekerjasama dengan taman nasional karena disana ada destinasi yang luar biasa,” imbuhnya.
Menurutnya, konsep ekowisata terdapat tiga kunci utama diantaranya konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga hal itu hingga ini terus didorong oleh pihaknya
“Dalam rangka presidensi G20 ini kita sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak kemenparekraf dan kita akan mendorong masyarakat adat baduy bukan hanya punya Lebak, bukan hanya Banten atau nasional, tapi sudah internasional,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menuturkan kemungkinan untuk tahun ini akan diadakan event besar atau Saba Gede Baduy, tentunya hal itu juga diharapkan kondisi pandemi Covid-19 dapat terus membaik sehingga event tersebut dapat terlaksana.
“Setelah saba kita punya lagi yang didorong oleh akurindo untuk presidensi G20 itu ada namanya saba budaya Baduy, disana ada budaya baduy on the spot dan mudahan mudahan bisa kita percahkan rekor tenun terbanyak,” tuturnya.
Bukan hanya itu, dalam segi konservasi ia juga mengatakan pihaknya terus berupa bekerjasama dengan pihak-pihak lain, baik itu taman nasional maupun masyarakat.
“Untuk konservasi sudah dilakukan kegiatan program dengan taman nasional yaitu kemitraan konservasi di desa Cihambali kecamatan Cibeber, ini terus kami dorong,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi