KedaiPena.Com – LSI membantah tuduhan memecah belah negara karena melakukan survei primordialisme jelang Pilkada DKI 2017.
Demikian disampaikan peneliti LSI Adjie Alfaraby dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (8/10).‎
“Jadi, ini tuduhan berat di lembaga ini. Kalau kita lihat lembaga survei menggiring opini, ya gitu. Tapi lembaga survei yang merilis, tergantung media. Bisa berbeda masing-masing media,” ujar dia.‎
Tapi, kalau bicara agama, di negara maju, soal primordialisme ini bukan hal yang dilarang. Jadi perilaku politik pasti bicara rasionalitas, latar belakang dan sisi psikologis.Â
“Itu biasa, di AS Donald Trump melawan Hillary. Di kalangan Hispanik, hilary menang. Di kalangan Muslim, trump kalah. Itu bukan melarang, kecuali kita memprovokasi. Kita kan memotret faktar,” sambungnya.
Memang menjadi pekerjaan rumah‎ besar, di tengah membangun demokrasi rasional. Karena, ternyata di publik ada sentimen primordialisme atau SARA. Orang milih kandidat bukan cuma prestasi, tapi personality, primordialisme.‎
Untuk Pilkada DKI, di pemilih Muslim terpecah, Ahok 27 persen, diikuti Anies dan Agus. Kalau kita lihat non Muslim, hampir 83 persen Ahok.Â
“Tapi yang non muslim juga bukan karena melihat faktor prestasi saja. Bisa juga dipengaruhi faktor primordialisme dan personal, bukan prestasi.‎ Jadi mari bijak sikapi survei,” sambung dia.
(Prw)‎