KedaiPena.Com – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid memberikan respon terkait dengan penanganan gempa dan tsunami yang terjadi di Palu serta Donggala, Sulawesi Tengah beberapa waktu silam.
Sodik begitu ia disapa memberikan respon terkait dengan penanganan gempa dan tsunami di daerah tersebut. Mulai dari kabar terjadinya penjarahan, dicarinya alat pendekteksi tsunami hingga ‘chaos’ yang terjadi di bandara Palu.
“Dana operasional BNPB memang belum memadai untuk mengatasi bencana di seluas Indonesia apalagi sekarang meningkat peta bencananya,†beber Sodik kepada KedaiPena.Com, Selasa, (2/10/2018).
Sodik juga mengakui bahwa alokasi dana yang kurang, utamanya untuk sisi mitigasi yakni dalam hal penjagaan dan kewaspadaan, menjadi penyebab buruknya penanganan gempa dan tsunami di Donggala dan Palu saat ini.
“Soal mitigasi termasuk perihal alat ‘early warning system’ memang kami bahas dan kami atasi dengan alokasi dana yang ada. Kami berharap Menteri Keuangan memperhatikan beberapa kenaikan biaya yang ternyata tidak memadai untuk intesitas bencana seperti sekarang,†tegas Sodik
Tak hanya itu, Sodik juga mengaku aneh, dengan sikap pemerintah yang tak kunjung menetapkan status bencana di Palu dan Donggala.
“Aneh sejak Lombok pemerintah ketakutan dengan status ini. Tapi perlu dan menerima bantuan luar negeri,†pungkas Politikus Geridnra ini.
Lima Negara Bantu Pesawat Hercules
Sebanyak lima negara akan meminjamkan pesawat Hercules C-130 guna memudahkan penanganan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan negara yang bersedia mengirimkan pesawat C130, yakni Singapura, Malaysia, India, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
“Kita minta bantuan pesawat C130. Pesawat jenis itu yang bisa mendarat dan take off. Jumlah pesawat C130 kita terbatas,” ujar Wiranto dalam jumpa pers di Jakarta.
Dengan kondisi Bandara Mutiara Sis Al Jufri di Palu, pesawat Hercules C-130 memang ideal karena bobotnya berat dan bisa mendarat dan lepas landas di landasan pacu yang pendek.
Bandara Mutiara Sis-Al Jufri sejatinya memiliki landasan pacu sepanjang 2.500 meter, namun hanya 2.000 meter yang bisa digunakan lantaran sisanya rusak akibat gempa.
Wiranto menambahkan, pesawat angkut tersebut akan mengangkut bantuan dari Balikpapan dan Makassar ke Palu.
Laporan: Muhammad Hafidh