KedaiPena.Com- Anggota DPR RI dari fraksi Partai Gerindra, Abdul Wachid menilai, kebijakan minyak goreng seharga Rp 14.000 agak kurang tepat. Pasalnya, kata dia, saat ini kondisi masih sangat memberatkan, terkhusus untuk masyarakat kalangan bawah.
“Memberatkan karena ekonomi masyarakat masih terdampak pandemi Covid-19. Mestinya pemerintah membuat kebijakan didasarkan pada kondisi masyarakat bukan melihat kepentingan para konglomerat sawit,” tegas Politikus Gerindra itu kepada wartawan, Jumat, (21/1/2022).
Selain itu, Wachid menambahkan, dengan adanya kebijakan tersebut jelas akan berefek besar terhadap para pelaku usaha kecil.
“Tukang gorengan, rumah makan seperti warteg, warung nasi Padang dan pedagang kaki lima jelas akan menjerit ini karena berat buat mereka dengan harga minyak sebesar itu. Jangan sampai mereka gulung tikar dengan adanya kebijakan ini. Jelas ini akan mengganggu usaha mereka,” tandas Anggota Komisi VIII DPR RI itu.
Wachid kembali menegaskan, mestinya langkah yang harus dilakukan pemerintah yaitu dengan membenahi tata kelola minyak goreng secara serius.
“Benahi tata kelolanya, awasi praktek kartel bukan malah gencet rakyat kecil. Itu kebijakan yang bertolakbelakang dengan cita-cita kesejahteraan sebagaimana tertuang dalam konstitusi. Yanga ada para konglomerat makin sejahtera, rakyat menderita,” tegas Ketua DPD partai Gerindra Jawa Tengah itu.
Diketahui, pemerintah menerapkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng yang dilakukan pemerintah baru-baru ini. Dengan adanya kebijakan satu harga tersebut, harga minyak goreng per liter saat ini berada dikisaran Rp14.000.
Laporan: Sulistyawan