KedaiPena.com – Pemerintah mulai mempertimbangkan untuk mengembangkan energi listrik berbasis pembangkit nuklir. Karena negara lain pun banyak yang mulai memanfaatkan sumber energi ini.
Menteri ESDM Arifin Tastif menyatakan saat ini pihaknya akan mengkaji seberapa banyak ketersediaan bahan bakar nuklir berbasis thorium yang dimiliki RI. Mengingat, sumber energi ini bisa memainkan peran utama dalam transisi menuju ke energi bersih.
“Kita penjajakan karena nuklir ini juga bukan sesuatu yang seram-seram lagi dan banyak negara sudah memanfaatkan,” kata Arifin usai peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, ditulis Jumat (10/11/2023).
Ia pun mencontohkan beberapa negara yang sudah memanfaatkan PLTN untuk melistriki negaranya. Salah satunya seperti Uni Emirat Arab (UEA) yang telah mempunyai 4 unit PLTN.
“1 unit 1,2 Giga Watt (GW), itu teknologi dari Korea, UEA sudah pakai tapi costnya emang masih belum kompetitif. Kita akan cari cost electricity yang paling kompetitif supaya bisa mendukung keekonomian user-user yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Arifin menilai sumber energi ini bisa memainkan peran utama dalam transisi menuju ke energi bersih. Oleh sebab itu, saat ini pemerintah tengah melakukan penjajakan dengan para investor untuk mengembangkan PLTN di tanah air.
Ia pun menyatakan pihaknya akan mengkaji seberapa banyak ketersediaan bahan bakar nuklir berbasis thorium yang dimiliki RI. Hal ini tentunya akan berkontribusi pada peningkatan bauran energi bersih di Indonesia.
“Sekarang kita harus lihat ada berapa bahan nuklir thorium berapa banyak itu yang nanti bisa beri kontribusi untuk energi bersih di dunia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) membeberkan saat ini pihaknya tengah menyiapkan surat untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) perihal restu pembangunan nuklir atau dalam hal ini Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
Laporan: Ranny Supusepa