KedaiPena.Com – Situasi di Papua mencekam. Hal tersebut lantaran terjadinya pembunuhan sadis yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga, Papua, terhadap 31 pekerja pembangunan jalan.
Sebanyak 31 orang tersebut merupakan pekerja BUMN PT Istaka Karya. Mereka bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah. Lokasinya jauh dari ibu kota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya, yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.
Informasi yang diterima dari berbagai sumber, para pekerja pembangunan jembatan itu diduga dibunuh lantaran mengambil foto pada saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.
Saat salah satu pekerja mengambil foto, hal itu kemudian diketahui oleh kelompok KKB. Hal itu membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto hingga berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba membenarkan informasi itu. Menurut Reba, sebanyak 24 orang dibunuh di kamp. Lalu 8 orang sebelumnya berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD setempat.
Kemudian, saat ini 7 orang di antara mereka juga sudah meninggal dunia dan 1 orang berhasil melarikan diri. Terkait informasi ini, ungkap Reba, pihaknya tengah berkoordinasi dengan TNI untuk melakukan evakuasi terhadap para korban.
Pemerintah Pusat sendiri langsung bergerak cepat untuk menangani tragedi mencekam tersebut. Tidak tanggung-tanggung pemerintah bahkan mengklaim akan mengambil tindakan tegas untuk hal tersebut.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang menegaskan bahwa TNI harus turun tangan menangani pembunuhan tersebut
Menurut Ryamizard, para pelaku adalah kelompok pemberontak atau separatis. Oleh sebab itu, kata dia, mereka harus ditindak secara tegas.
“Bagi saya tidak ada negosiasi. Menyerah atau diselesaikan. Itu saja,” ujar Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Mantan KSAD ini mengatakan, bahwa kelompok bersenjata tersebut juga memiliki agenda politik, yakni memisahkan Papua dari Indonesia.
Ia menegaskan, TNI memiliki tugas pokok untuk menjaga kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa Indonesia.
“Mereka itu bukan kelompok kriminal tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? Ya kan mau memisahkan diri, (memisahkan) Papua dari Indonesia. Itu kan memberontak bukan kriminal lagi,” tuturnya.
Senada dengan Menhan, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendesak pemerintah untuk memberikan penjelasan soal penembakan 31 pekerja PT Istaka Karya (BUMN) oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB), yang sedang mengerjakan jembatan di Papua tersebut.
“Publik perlu tahu alasan penyerangan kelompok tersebut. Terus bagaimana sistem keamanan dan intelijen negara sampai penembakan itu terjadi,” tegas Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Karena itu dia meminta aparat penegak hukum bekerja sama untuk menyelesaikan kasus ini dan memastikan kejadian serupa tak terulang lagi.
“Jika tidak ditangani, kasus itu akan menimbulkan trauma bagi para pekerja. Terutama di daerah terpencil, sehingga dapat menghambat investasi,” ujarnya.
Selain itu Fahri khawatir, kasus itu akan berdampak pada perekonomian nasional.
“Makanya pemerintah harus tampil untuk segera menuntaskan,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh