KedaiPena.Com- Pemerintah harus fokus memperbaiki pertumbuhan ekonomi, memulihkan, meningkatkan konsumsi dan menggerakkan industrialisasi luas. Dalam mewujudkan itu dibutuhkan dukungan harga listrik yang terjangkau bahkan lebih murah.
Hal tersebut disampaikan oleh peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng merespons sinyal dari pemerintah untuk menaikkan harga tarif dasar listrik (TDL).
“Bukan sebaliknya dengan menaikkan tarif (listrik) barang publik,” kata Daeng kepada awak media, Jumat,(15/4/2022).
Dalam kesempatan ini, Daeng mengusulkan, agar pemerintah dapat memikirkan bagaimana cara mencari sumber pendapatan negara baik pajak maupun non pajak yang selama 10 tahun terakhir pendapatan negara terhadap PDB menurun.
“Penurunan terbesar datang dari penurunan PNBP sumber daya alam,” jelas Daeng.
Daeng menegaskan, hal tersebut
harus dijawab pemerintah agar kondisi fiskal kembali normal. Sehingga, kata dia, sisa subsidi listrik yang sekarang tidak perlu menjadi beban yang dipandang significant.
“Kenaikan tarif pada golongan atas terutama industri akan mengakibatkan industri nasional akan ketinggalan jauh dengan negara dan kawasan lainnya yang akan mengakibatkan kekalahan dalam perdagangan internasional,” papar Daeng.
Sebab, kata Daeng, harga listrik Indonesia lebih tinggi dari saingan dagang utama yakni India dan China.
“Ini akan membuat neraca perdagangan akan semakin terpuruk dan melemah mengalami tekanan barang barang industri impor,” tandas Daeng.
Laporan: Muhammad Lutfi