KedaiPena.Com – Harga minyak mentah dunia sudah turun sekitar 70% selama kuartal 1 2020. Tentu pantas rakyat bertanya kenapa Pemerintah tidak juga menurunkan harga BBM.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman mengatakan, jika hal ini terus dilakukan, patut diduga Pemerintah tidak peduli akan kesulitan yang dialami rakyat untuk bertahan agar bisa hidup.
“Seharusnya sejak 1 April 2020 harga BBM dan LPG sudah harus dikoreksi oleh Pertamina. Sebagai gambaran untuk periode April 2020, harga BBM umum, Pertamax Ron 92 dijual Pertamina di SPBU seharga Rp.9.000/liter atau USD 92.3 /barrel (kurs Rp. 15.500, 1 barrel = 159 liter). Harga jual tersebut setara dengan 300% harga MOPS (MOPS = USD 30/bbl),” paparnya.
Sedangkan menurut Kepmen ESDM no 62/2020 harga Pertamax Ron 92 adalah Rp. 5.350/liter (rata-rata MOPS dan Kurs periode 25 Feb-24 Maret 2020). Sehingga harga jual Pertamina disimpulkan lebih mahal 59% dari harga wajar sesuai Kepmen ESDM tersebut.
“Harga jual Pertamina yang kemahalan ini bukan saja memberatkan rakyat, akan tetapi malah memberikan keuntungan buat badan usaha swasta asing seperti Shell, Total, Vivo, BP, AKR. Karena badan usaha swasta asing tersebut mengikuti patokan harga Pertamina,” lanjut dia.
Ia pun berharap semoga Presiden Joko Widodo peduli dengan kondisi ekonomi rakyat yang banyak kena PHK dan terhenti aktivitasnya akibat kebijakan PSBB. Presiden juga harus mau dan mampu mengingatkan Pertamina untuk bekerja demi kepentingan rakyat.
“Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi dan pembukaan UUD 45 bahwa tujuan dibentuknya negara adalah melindungi segenap tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia,” Yusri menambahkan.
Saat ini terkesan BUMN seperti Pertamina hanya memikirkan untung semata mata memikirkan gaji para direksi dan karyawannya saja. Pertamina bukannya berempati dengan kesulitan rakyat di tengah wabah Covid-19 ini malah semakin hari semakin gencar mengumbar keluhan ke publik bahwa pendapatannya turun 30%.
“Padahal di balik itu Pertamina menikmati turunnya biaya pembelian BBM dan LPG yang sudah turun sebesar 60% terkait harga minyak dunia yang sudah terjun bebas sejak Februari 2020,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi