KedaiPena.Com – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengungkapkan alasan nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Menurutnya, lantaran Indonesia lebih banyak mengeluarkan daripada memasukkan mata uang Amerika Serikat itu ke dalam negeri, yakni dengan terus-menerus impor.
“Dolar itu kenapa dia naik? Karena kita tidak punya slot cukup banyak dolar ke dalam negeri. Dolarnya keluar negeri. Terus karena kita banyak impor pake dolar AS, sedangkan ekspor kita tidak menghasilkan dolar yang cukup. Makanya dolar AS jadi naik,” ujat Hafisz di Jakarta, Minggu (3/6/2018)
Ditambah lagi, Amerika Serikat baru saja menaikkan suku bunga The Fed. Kebetulan memang Amerika membuat strategi baru menaikan suku bunga dia sehingga orang lebih banyak menyimpan uang di Amerika. Ditambah dengan itu, maka dolar AS makin tambah naik.
Politisi PAN menyimpulkan dua kemungkinan rupiah terus terdepresiasi. Pertama, karena Amerika memang melakukan sentimen terhadap keuangannya. Kedua, Indonesia gagal di dalam pengelolaan neraca perdagangan.
“Tahun ini neraca perdagangan kita tidak berhasil, minus,” beber Hafisz.
Hafisz mencatat cadangan devisa negara hari ini hanya sekitar Rp124 miliar. Diketahui ada sekitar Rp8 miliar nilai rupiah yang tergerus, selama 23 bulan. Belum lagi pemerintah mencetak bon sebanyak Rp3 miliar, artinya ada Rp11 miliar uang negara tergerus akibat tekanan global.
“Jadi hati-hati kalau kita tidak membangun industri yang baik. Kalau kita tidak berhasil mengatasi defisit di dalam negeri dengan mengimbangi ekspor sehingga neraca perdagangan kita positif maka dolar akan terus menggerogoti kita,” paparnya.
Artinya, jelas Hafisz, apabila pada Juni nanti The Fed menaikkan lagi suku bunga, maka modal di Indonesia akan tergiur untuk pindah ke sana.
“Tetapi ini masih fluktuatif, karena tetap saja industri seluruhnya berbasis barang impor ini harus dirubah karena 60 persen dari impor, sehingga kalau kita mau untung didalam neraca perdagangan maka kurangi ketergantungan terhadap impor,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh