KedaiPena.Com – Siapa yang tidak kenal dengan lem? Lem sangat berguna dalam berbagai aktifitas manusia, bahkan justru menjadi barang yang cukup penting. Namun bagaimana bila lem ternyata tersalahgunakan atau yang lebih dikenal dengan istilah “Ngelem†dan para pelakukanya adalah remaja dan anak-anak, tentu sangat berbahaya bagi kesehatan.
Hal inilah yang menjadi perhatian serius tokoh muda asal Tapteng, Guslan Hadi Lubis. Menurut Hadi, masalah ‘Ngelem†seperti sudah membudaya, dan kini bukan sesuatu yang asing lagi di kabupaten Tapanuli Tengah.
Kalangan anak anak, khususnya, kata Guslan, sudah secara terang-terangan ‘Ngelem’ di tempat sunyi maupun di tempat keramaian. Barang ini memang beredar luas dan sangat mudah didapat dengan harga yang lumayan murah .
“Soalnya, pencandu lem khususnya di wilayah Kecamatan Pandan, saat ini telah banyak terutama dikalangan anak -anak dibawah umur,” kata Guslan kepada KedaiPena.Com, Rabu (21/9).
Guslan mengingatkan tiga bocah yang baru tertangkap basah saat mengisap lem kemarin, Selasa (20/9). Â Kata Guslan, temuan itu membuktikan bahwa jumlah kasus yang terungkap atau tertangkap semakin banyak.
“Pencandu lem yang sebenarnya yang belum tertangkap tentu lebih banyak lagi dan sangat mencemaskan,†pungkas Guslan.
Anehnya lagi kata Guslan, masyarakat luas belum menganggap aktifitas candu ‘Ngelem’ ini sebagai sesuatu yang membahayakan. Berbeda dengan Narkoba atau barang haram lainnya. “Padahal kan, bahaya ngelem ini juga tidak kalah bahaya nya dari narkoba atau minuman keras yang akan mengancam keselamatan masa depan anak bangsa,” ucapnya.
Guslan menyebutkan peran pemerintah dalam hal ini sangat lah penting. Untuk mengurangi ataupun mencegah semakin banyaknya para anak -anak yang kecanduan lem saat ini, Guslan mengusulkan agar dibangun Rumah Singgah atau rumah kreatif untuk para anak-anak yang putus sekolah. Sebab, dirumah itulah mereka diberi kesibukan serta di dibina dan dibimbing agar bisa lebih kreatif kedepannya.
“Saya sudah usulkan untuk membuat wadah rumah singgah atau rumah kreatif, agar menghindari kelakuan negatif. Tiga kali diadakan rapat musrembang, Namun sangat disayangkan hingga kini tindak ada tanggapan dari pihak pemerintah, meski selalu diusulkan,” ungkapnya.
Begitupun, Guslan mengaku aktifitas yang membahayakan anak-anak itu masih dapat dicegah. Asal pemerintah dan masyarakat, terutama kalangan orang tua mau bersinergi menjauhkan anak-anaknya dari bahaya ‘Ngelem’
“Ya, seperti menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan anak, menjaga pergaulan anak, menyibukkan anak dengan aktivitas dan kreatifitas yang positif, dan berdoa memohon perlindungan pada tuhan agar diberi keselamatan dan di jauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan sang anak,” harapnya.
(Har)