KedaiPena.Com – Pemeharti Pariwisata Taufan Rahmadi mengaku kurang setuju dengan pemerintah yang membuka masuknya investasi miras di 4 provinsi yakni Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Papua.
Hal tersebut disampaikan Taufan sapaanya saat merespon adanya anggapan jika investasi di sejumlah provinsi tersebut dipilih guna mengobati sektor pariwisata dan menarik daya tarik turis yang babak belur akibat pandemi covid-19.
“Tidak setuju. Jelas haram dalam agama , bagi saya masih banyak cara lain dalam memajukan pariwisata,” kata Taufan, Senin, (1/3/2021).
Menurut Taufan, masih banyak cara dan upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengobati sektor pariwisata yang babak belur akibat pandemi covid-19 ini.
“Saya berharap pemerintah terus melakukan upaya di dalam menjadikan halal tourism sebagai extended services di destinasi terlebih di situasi pendemic saat ini,” kata Taufan.
Taufan mengingatkan, jika upaya halal Tourism bukan mengislamisasi dan menghalalkan destinasi.
“Tetapi ini merupakan layanan service kepada wisatawan yang memang membutuhkan layanan halal pada saat mereka berlibur,” tegas Taufan.
Taufan menegaskan, sebagaimana diketahui jika, esensi halal di sektor pariwisata sendiri adalah sehat.
“Jadi inline dengan pariwisata new normal. Vaksin Pariwisata itu ya halal tourism,” papar Taufan.
Taufan memastikan juga akan terus memperjuangkan pariwisata yang tidak identik dengan sex, drug dan alkohol di Indonesia.
Sejumlah kalangan menilai
dibukanya keran investasi minuman keras (miras) akan mampu menggenjot perekonomian di daerah, terutama di wilayah destinasi wisata.
Salah satu yang mengatakan hal tersebut ialah Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, Senin (1/3/2021).
Menurutnya, investasi miras bisa mendorong perekonomian daerah yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara atau turis asing karena menurutnya turis asing sangat dekat dengan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
Laporan: Muhammad Lutfi