KedaiPena.com – Pemerhati Sosial, Dr. Audrey Tangkudung, MSi, menyebutkan kasus kematian satu keluarga di Kalideres Jakarta Barat, membutuhkan kajian dan investigasi mendalam.
“Dinyatakan oleh forensik RS Polri, kematiannya disebabkan tidak adanya asupan makanan untuk waktu yang panjang hingga menyebabkan kematian. Nah ini perlu digali lebih dalam, kenapa mereka tidak bisa makan. Apakah karena tidak ada uang atau ada sebab lainnya,” kata Audrey, Sabtu (12/11/2022).
Kalau tidak ada uang, lanjutnya, seharusnya keluarga tersebut bisa menjual benda-benda yang ada di rumah mereka.
“Mereka bisa jual TV, kulkas atau apa pun untuk mendapatkan uang dan membeli makanan. Kalau memang tidak punya uang untuk membeli makanan, saya juga bingung. Karena, seharusnya bisa menjual barang mereka. Harus diselidiki juga, apa yang membuat mereka tidak bisa keluar atau berkomunikasi dengan orang lain,” tuturnya.
Ia menegaskan kematian ini harus diselidiki secara mendalam.
“Termasuk dilihat juga aspek permasalahan dengan keluarga ataukah ada hutang, yang menyebabkan mereka sulit untuk berkomunikasi atau pergi keluar dari rumah,” tuturnya lagi.
Secara logika, jika tidak ada makanan di suatu rumah, pastinya ada anggota keluarganya yang akan keluar untuk mencari makanan atau uang untuk membeli makan.
“Atau alternatif lainnya, mereka bunuh diri karena menghadapi suatu masalah, misalnya kelompok fatalistis yaitu kelompok orang yang kecewa pada kehidupan dan memilih untuk kematian sebagai protes atas kehidupan mereka. Atau memang ada tindak pembunuhan di kasus tersebut. Disitulah tugas polisi untuk memecahkan kasus ini,” kata Audrey, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ILUNI Pascasarjana UI.
Secara terpisah, Deputi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Arifin Purwakananta menyebutkan kasus kematian keluarga di Kalideres Jakarta Barat ini merupakan satu kasus yang unik.
“Dari hasil forensik diketahui kalau meninggalnya tidak bersamaan. Normalnya, jika ada yang meninggal, anggota keluarga bisa melapor ke RT,” kata Arifin.
Menurut laporan BAZNAS DKI, ada satpam yang sebelumnya mendatangi rumah tersebut.
“Saat mengetok-ngetok pintu, pembantu tetangga sebelah rumahnya memberitahu jika tidak ada orang di rumah,” paparnya.
Yang menariknya, diinformasikan pula jika keluarga ini sebelumnya bisa membeli mobil secara tunai, meskipun second. Dan diketahui pula, kulkas yang ada di rumah tersebut berharga Rp18 juta.
Hasil penelitian TKP juga menemukan bahwa orang tua-nya yang ditemukan di kamar belakang, meninggal duluan dan kondisinya tertutup selimut. Kamar tersebut tertutup bahkan lubang-lubang kamar juga ditutup.
“Motifnya masih diselidiki polisi. Semoga segera bisa diketahui masalah ini, agar bisa mencegah ke depannya,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa