KedaiPena.Com – Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Pertamina yang memonopoli penjualan avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta tak tepat. Pembisik Jokowi soal masalah avtur ini bahkan tidak cermat dalam melihat kondisi yang real.
Demiikian disampaikan oleh Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattof saat menanggapi pernyataan Presiden Jokowi soal tingginya harga Avtur saat ini.
“Pembisik presiden kurang hati-hati dan cermat melihat kondisi riil di industri penerbangan dan dalam hal distribusi avtur,” ujar Abra saat dihubungi, ditulis Jumat (15/2/2019).
Abra menerangkan bahwa memang saat ini Pertamina perusahaan satu-satunya yang menjual avtur di Bandara Soetta. Namun, berdasarkan peraturan BPH Migas, tak ada larangan bagi badan usaha swasta lain untuk menjual avtur di bandara tersebut.
“Dalam peraturan BPH Migas Nomor 13 Tahun 2008 itu intinya tidak ada larangan buat badan usaha lain menjual avtur di bandara Indonesia. Artinya selama ini memang terbuka lebar ruang itu,” kata Abra.
Abra melanjutkan bahwa badan usaha yang ingin menjual avtur di Indonesia minimal harus menyediakan bahan bakar itu di tiga bandara. Penyediaan avtur itu tak boleh hanya di bandara-bandara besar saja.
“Mereka untuk jual di daerah terpencil pastinya biaya distribusinya besar. Pertamina sebagai BUMN punya peran strategis, saat ini dia menyuplai 67 bandara di indonesia. Artinya beban yang ditanggung Pertamina tidak hanya ditanggung untuk di Jawa dan kota besar saja,” kata dia.
Laporan: Muhammad Hafidh