KedaiPena.Com – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan tiga jalur pendanaan ibukota baru.
Ketiga jalur tersebut sempat diumumkan Sri Mulyani pada September lalu, yakni pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), belanja kementerian dan lembaga, serta Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.
Pengelolaan BMN yang dimaksud termasuk opsi menjual aset negara, hibah, tukar menukar aset, dan penyertaan modal.
Penjualan aset, kata Sri Mulyani, dapat dilakukan ke pihak lain melalui lelang sehingga uang diperoleh untuk kas negara.
Begawan ekonomi Rizal Ramli mengatakan, langkah itu sebagai contoh menteri yang tidak kreatif.
Sebab, kata Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu, Sri Mulyani terlalu monoton dan tidak pernah melakukan hal yang out of the box.
“Ini contoh menteri tidak kreatif. Bisanya cuma ngutang bunga tinggi dan jual asset negara dengan merugi (contoh: penjualan asset BLBI),” katanya kepada redaksi, Kamis (30/1/2019).
Mantan Menko Kemaritiman itu berharap upaya mencari utang dari Sri Mulyani segera disudahi. Apalagi, RR menilai kerja 100 hari Kabinet Indonesia Maju defisit harapan.
Sebab, pemerintah terperangkap pada ekonomi neoliberal yang boros berutang. Utang tersebut kemudian membengkak dan harus dibayar dengan memotong subsidi untuk rakyat dan kenaikan harga.
RR lantas menyinggung Sri Mulyani yang tidak pernah belajar dari beragam dampak kebijakan yang berujung pahit bagi rakyat.
“Kok ndak pernah belajar ya?” tutupnya.
Untuk diketahui, langkah monoton Sri Mulyani memang kerap mengandalkan utang luar negeri. Bahkan tak jarang menteri berpredikat terbaik dunia itu memberi bunga tinggi kepada kreditur demi utang cair.
Laporan: Muhammad Lutfi