KedaiPena.com – Pemberdayaan pelaku batik Cibuluh oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), akhirnya bukan hanya berhasil membangun banyak pembatik baru tapi juga merubah Cibuluh menjadi Kampung Batik Cibuluh yang berorientasi pada wisata edukasi.
Perancang Busana Batik Cibuluh Santi Ambarwati menjelaskan Kampung Batik Cibuluh, Bogor Utara, mulai dibina oleh LPPM Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada 2016 dan diresmikan pada tahun 2019 oleh Walikota Bima Arya.
“Awalnya hanya ada beberapa pembatik saja dan pada tahun itu memiliki kesulitan mendapatkan pekerja untuk membatik. Saat itulah BAZNAS masuk dan mulai memberikan pelatihan secara berkala. Akhirnya sekarang Kampung Cibuluh ini menjadi lokasi wisata edukasi untuk batik,” kata Santi saat ditemui disela fashion show yang digelar di Cibubur Junction, ditulis Senin (25/4/2022).
Ia menceritakan para pengunjung yang datang ke Kampung Batik Cibuluh, dapat mengikuti kegiatan membuat batik hingga membeli berbagai produk batik.
“Motif yang kami tampilkan adalah ikon Kota Bogor. Seperti Bunga Rafflesia, talas Bogor, Kujang, hewan Kijang dan Lapangan Sempur. Sementara bahannya, yang digunakan adalah katun primisima, dobi dan paris. Dan untuk perwarnaannya ada yang menggunakan sintetis dan alam. Misalnya menggunakan daun jati atau daun ketapang atau daun jambu,” ucapnya.
Saat pandemi, Santi mengakui pemasukan Kampung Batik Cibuluh sempat mengalami penurunan.
“Tapi saat ini sudah mulai ada lagi sekolah yang datang untuk kegiatan membatik atau hanya melihat proses membatik. Kalau untuk penjualan kain atau baju batik, sistemnya online. Baik melalui website atau sosial media. Kita menyediakan pakaian pria, wanita hingga pakaian anak,” ucapnya lagi.
Pimpinan BAZNAS Kol (Purn) Nur Chamdani menyatakan digelarnya fashion show batik di tengah mall Cibubur Junction diharapkan dapat membantu sosialisasi tentang batik itu sendiri dan sekaligus menyampaikan dampak positif dari zakat yang dilakukan masyarakat.
“Para pengunjung disini kan banyak milenialnya. Jadi kegiatan ini akan menjadi jendela bagi mereka untuk melihat hasil dari budaya asli Indonesia, yang tak kalah indahnya dengan produk luar. Selain itu, masyarakat akan melihat, zakat yang mereka sampaikan telah mampu meningkatkan atau menghasilkan usaha lain,” kata Chamdani.
Ia menyampaikan pada tahun 2022 ini, pemberdayaan masih menjadi fokus dari BAZNAS.
“BAZNAS ini tak pernah bersifat statis. Memang untuk kelompok yang memang sudah tidak produktif, BAZNAS hanya membantu mereka. Tapi untuk kelompok yang produktif, BAZNAS akan mendorong mereka melalui pelatihan, pendampingan dan pembiayaan agar bisa produktif dan secara aktif menjadikan usaha yang digelutinya berkembang. Tujuan akhirnya tentu untuk menjadikan mereka lebih baik dan menularkan kebaikan itu pada kelompok di sekitarnya,” pungkasnya.
Laporan: Hera Irawan