KedaiPena.Com– Pimpinan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI berharap pembentukan BUMN Industri Pertahanan (Inhan) Defense Industry Indonesia atau Defend ID akan memperluas pasar industri pertahanan hingga skala regional dan internasional.
“Terbentuknya Holding BUMN Industri Pertahanan diharapkan memperluas pasar industri pertahanan ke skala Regional dan Internasional, termasuk meningkatkan bargaining power dalam kerja sama alih teknologi dengan mitra asing,” ujar Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto, Minggu,(24/4/2022).
Anton melanjutkan, saat ini PT. LEN sebagai BUMN induk holding industri pertahanan memiliki seluruh saham dari ke-4 anggota BUMN industri pertahanan yaitu PT. Dirgantara Indonesia, PT. PAL Indonesia, PT. Pindad, dan PT. Dahana. Atas dasar itu, Anton menilai, negara tetap memegang kontrol baik secara langsung melalui kepemilikan saham maupun secara tidak langsung melalui BUMN PT. LEN.
“Negara yang diwakili Pemerintah harus tetap memiliki saham di ke 4 BUMN indutri pertahanan bahkan harus memiliki 100% saham BUMN PT. LEN,” jelas Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat (Jabar) ini.
Anton menekankan, pembentukan holding BUMN industri pertahanan merupakan upaya positif. Hal ini, selama diperuntukkan meningkatkan posisi tawar menawar dalam merebut dan memenuhi kebutuhan pasar industri pertahanan di dunia.
“Namun perlu diperhatikan dalam memproduksi alat peralatan pertahanan dan keamanan dalam memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri,” beber Anton.
Anton mengingatkan, pemerintah harus memperhatikan imbal dagang, kandungan lokal, dan ofset dalam pengadaan alat peralatan pertahanan serta keamanan dari luar negeri.
“Agar dapat memberikan manfaat bagi perkembangan industri dalam negeri. Hal ini sesuai dengan UU no.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara dan UU no, 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan yang kemudian diterbitkan PP no.76 tahun 2014 dan diimplementasikan melalui Permenhan no.30 tahun 2015,” jelas Anton.
Selain itu, kata Anton, holding industri pertahanan diharapakan meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam negeri dan memberikan peluang industri pertahanan. Seraya, melakukan inovasi memproduksi alat pertahanan dan keamanan.
“Adanya tidak akan mengganggu pola kerja BUMN industri pertahanan lainnya yang sudah mendapatkan kontrak kerja pada tahun-tahun sebelumnya,” jelas Anton.
Anton mengaku yakin, proyek BUMN PT. Pindad tahun 2020 sebagai lead Integrator konsorsium dalam pengembangan tank boat tak akan terganggu dengan holding industri pertahanan tersebut.
“Pengembangan tersebut dilakukan secara konsorsium diantaranya PT. Lundin, perusahaan swasta di banyuwangi didirikan oleh orang berkebangsaan bertanggungjawab untuk Platform Kapal (mesin, sistem, dan elektrikal), lalu BUMN PT. LEN bertanggungjawab membuat Alat Komunikasi (Alkom), sementara PT Hariff Daya Tunggal, perusahaan berlokasi di Bandung Engineering bertanggungjawab terhadap Battlefield Management System BMS). Disini PT. Len sebagai anggota konsorsium dan PT.Pindad sebagai ketua konsorsium,” tegas Anton.
Anton menegaskan, yang menjadi perhatian utama dalam menguasai ekspor adalah meningkatkan kemurnian produksi dalam negeri serta mengurangi import dari luar negeri hingga mendapatkan keuntungan imbal dagang. Hal ini, untuk kemajuan pengembangan dalam negeri dan memanfaatkan pengadaan meningkatkan kemampuan SDM serta sumber daya bahan baku dalam negeri.
“Sehingga dengan demikian, industri pertahanan nasional dan swasta di Indonesia dapat menghasilkan produksi yang merupakan hasil karya putra putri terbaik bangsa Indonesai secara utuh bukan sebagai perakit saja atau assembly,” pungkas Anton.
Laporan:Muhammad Hafidh