KedaiPena.Com- Pengamat Ekonomi Latuhihin memastikan rencana pembentukan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK) di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan menjadi pemersatu setiap kementerian memiliki KPI untuk menurunkan karbon sesuai target.
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran ini menegaskan, bahwa Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK) akan bertindak sebagai “superbody” yang mengatur regulasi karbon lintas kementerian.
“Regulator baru ini akan menjadi pemersatu bagi semua kementerian, dengan setiap kementerian memiliki KPI untuk menurunkan karbon sesuai target,” tegas dia, Kamis,(12/9/2024).
Ferry hadir pada acara Indonesia Energy Forum 2024, Rabu,(11/9/2024). Dalam kesempatan itu, Ferrny menilai acara itu menjadi momentum penting bagi pemangku kepentingan memperkuat ketahanan energi nasional.
Baca Juga: Respons DPR Soal Rencana Menteri Bahlil Akan
Pangkas 300 Regulasi Perizinan
Ferry juga mengatakan, tantangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih banyak, terutama dalam aspek efisiensi. Adopsi EBT masih didorong oleh kebutuhan global dan investor, bukan sekadar kebutuhan domestik.
Ferry menyatakan, Indonesia harus menghadapi ancaman krisis energi dan perubahan iklim dengan kebijakan yang lebih kuat, baik di level domestik maupun global. Menurutnya, adopsi EBT masih didorong oleh kebutuhan global dan investor.
“Bukan sekadar kebutuhan domestik,” tandasnya.
Diketahui, acara tersebut dibuka CEO The Iconomics, Bram S Putro serta Direktur DTC ITB Prof Dr Agus Budiyono. Sedangkan bertindak sebagai pembicara adalah Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Migas Nasiona (Aspermigas), Mustika Saleh, Pengamat Ekonomi dan anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Prof Ferry Latuhihin, Wakil Direktur Eksekutif Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Bima Putrajaya, dan Manajer Aneka Energi IPP, Ferdinan Manullang.
Sementara bertindak sebagai moderator adalah Gema Sasmita. Gema tampil percaya diri, dan mampu membawa suasana diskusi yang interaktif dan penuh wawasan.
Laporan: Muhammad Hafid