KedaiPena.Com – Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo berencana membentuk Badan Siber Nasional (Basirnas) terkait dengan maraknya fenomena berita palsu atau ‘hoax’ di dunia maya.
Akademisi ABFI Perbanas Institute, I Gusti Nyoman mengatakan, sebaiknya Pemerintah tidak tergesa-gesa untuk membentuk badan siber. Pasalnya, banyak badan-badan yang sudah dibentuk di Indonesia dan berakhir tidak efektif.
Dan sebenarnya masalah berita ‘hoax’ itu, kata Gusti sapaannya, tidaklah terlalu ‘urgent’ dan menjadi perhatian penting, sehingga tak perlu membuat badan siber.
“Apalagi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, sudah mempunyai badan sendiri yaitu ID SIRTII. (‘Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure’) yang sudah ada dari tahun 2008 untuk mengurusi internet di Indonesia,” jelas Gusti saat berbincang dengan redaksi, Senin (9/1).
“Lalu Kementerian Pertahanan pada tahun 2015 juga sudah membuat semacam lembaga ‘defense ‘untuk internet di Indonesia,” tambah Gusti.
Malah yang sebenarnya yang harus menjadi perhatian pemerintah, lanjut Gusti, adalah serangan dari pihak asing yang berujung pada perang siber.
Pasalnya, perang dalam bentuk ini bisa berdampak pada infraktuktur internet kita. Seperti, melumpuhkan ATM, listrik dan bahkan radar pesawat.
“Badan siber terlalu dangkal jika hanya mengurusi berita ‘hoax’ dan hanya akan membuang-buang anggaran dan menyia- menyiakan uang pajak dari masyarakat,” sesal Gusti.
Dosen Jurusan Informatika ABFI Perbanas menyarankan, jika pemerintah tetapi ingin membentuk badan siber, harus bisa mencakup semua elemen politik, hukum dan keamanan, termasuk antisipasi untuk perang siber dari luar.
“Jika mengurusi berita ‘hoax’ hanya seperti bagian kecil dari kominfo. Lagi pula masalah berita ‘hoax’ ini pemerintah hanya perlu mengklarifikasi dan memberi edukasi saja kepada masyarakat. Lalu juga mengeluarkan statemen yang bisa dipercaya melalui website resmi negara,” pungkas Gusti.
Laporan: Muhammad Hafidh
Foto: Istimewa