KedaiPena.Com – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku sedang menahan bantuan anggaran untuk Pramuka. Ia menyebut penundaan bantuan itu berkaitan dengan pernyataan Ketua Kwartir Nasional Pramuka Adhyaksa Dault tentang khilafah saat hadir dalam salah satu acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Menanggapi hal tersebut, Adhyaksa Dault pun menduga, bahwa Imam Nahrawi belum sempat membaca surat klarifikasi dirinya kepadanya dan juga tak mengikuti klarifikasi terbuka saya kepada umum yang sudah hampir dia bulan lalu diviralkan.
“Pak Imam Nahrawi adalah Menpora, saya mengerti kesibukannya sebagai Pejabat tinggi negara, beliau orang terpandang di negeri ini, sehingga mungkin menurutnya seharusnya saya menghadap beliau secara khusus dan langsung menjelaskan panjang lebar dan minta restu dan maaf,” beber dia dalam keterangan tertulis yang diterima oleh KedaiPena.Com, Senin (24/7).
“Padahal penjelasan sudah saya sampaikan ke semua, ke Bapak Presiden Jokowi, ke Bapak Wapres Jusuf Kalla, ke BIN, ke Pak Imam Nachrowi secara tertulis. Di TV, koran, radio, media online, media sosial dan berbagai kesempatan. Saya hadir di acara HTI itu tahun 2013, hanya sebagai undangan, bukan simpatisan, apalagi anggota, seperti halnya Pak Din Syamsuddin dan tokoh lainnya,” sambungnya.
Dengan demikian, lanjut mantan Menteri Pemuda dan Olahraga di era SBY, demi kepentingan gerakan Pramuka dirinya pun siap menghadap langsung kepada Iman Nahrawi untuk menjelaskan secara jelas dan detail soal kehadirannya pada acara HATI beberapa waktu lalu.
“Kalau itu yang diinginkan beliau, maka demi kepentingan Gerakan Pramuka, kedepan saya siap menghadap jika diminta menghadap olehnya, agar kegiatan Raimuna Nasional yang akan dihadiri oleh 15.000 pramuka penegak dan pandega yang akan hadir di jakarta 3 minggu lagi bisa terlaksana,” imbuh dia.
“Dan agar beliau tidak kembali memcampuradukkan lagi dan membuat berlarut larut kepentingan Pramuka dengan hal pribadi,” demikian mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam ini.
Laporan: Muhammad Hafidh