KedaiPena. Com – Pengamat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, menilai rencana pembangunan pembangkit tenaga listrik 35 ribu mega watt PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebagai satu tujuan yang sangat ambisius.Â
Karena, hanya bertujuan untuk memburu utang luar negeri serta investasi dari negara lain. Caranya, dengan membuat BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menjadi jaminanya.
“Kenapa saya bisa mengatakan hal tersebut. Sebab, kalau kita ingin membangun pembangkit listrik semestinya jangan di Jawa dan Bali. Karena daerah ini sudah kelebihan kapasitas. Dan seharusnya bisa di luar daerah tersebut,” ujarnya saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (15/9).
Terlebih lagi, kata dia, dalam hal ini adalah murni keinginan dari Pemerintah dan jajaran Direksi PLN. Agar perusahaan-perusahaan global (dunia) dapat masuk pada proyek Independent Power Producer (ITP) dan Engineering Procurement and Construction (EPC) PLN. Dan hal ini menyebabkan PLN kembali berutang
Lalu lanjut dia, dari pembayaran utang tersebut setiap sen yang dibayarkan PLN kepada perusahaanglobal. Pasti akan diterima oleh penyelenggara kebijakan negara. Maka dari itu Pemerintah cuma ingin menjadikan PLN tempat menumpuk utang.
“Sekarang kita harus bayar bunga sebesar Rp 40 triliiun dari utang tersebut sebagai bunga cicilan pokok untuk melalui beban tarif listrik. Maka dari itu saya melihat minatnya pembangkit listrik 35 ribu mega watt ini bukan untuk mengembangkan hal tersebut,” sesal dia
“Dan karena itu rating utang PLN di ‘Fitch Rating’ sudah buruk sekali. Kemungkinan PLN bisa gagal bayar besar sekali. Dan berujung pada yang akan membayar,” tandasnya.‎‎
(Arp/Apit)‎