KedaiPena.Com – Pengamat Ekonomi dan juga Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia, Imam Teguh Saptono melihat pelemahan rupiah di kuartal akhir setiap tahun merupakan sesuatu hal yang biasa. Karena merupakan periode dimana para pelaku usaha melakukan pembayaran.
“Masa kuartal akhir tahun ini biasanya memang dipergunakan untuk pembayaran transaksi riil. Biasanya memang menggunakan dolar untuk membayarkan tagihan-tagihan. Jadi memang dunia usaha selalu stok dolar untuk keperluan ini,†kata Imam pada KedaiPena.Com, ditulis Minggu (7/10/2018).
Tapi, jangan sampai kondisi ini berimbas pada pihak-pihak yang tidak memiliki kewajiban pembayaran, yang akan menimbulkan rasa panik yang tidak perlu.
“Pemerintah harus mengantisipasi jangan sampai sektor rumah tangga juga ikut-ikutan menukarkan dolar. Seperti kita tahu sektor rumah tangga ini memiliki peran signifikan pada sistem ekonomi kita. Nanti isu yang muncul adalah isu sentimen. Jadi pemerintah harus bisa mengisolasi penukaran dolar ini pada suatu titik yang disepakati bersama,†ujar Imam.
Pembatasan transaksi penukaran dolar ini, menurut Imam pernah dilakukan oleh pemerintah saat terjadi krisis tahun 1998. Dimana saat itu pemerintah membatasi penukaran hanya bagi para pelaku industri yang memang memiliki kepentingan pembayaran.
“Kalau saya melihat, di angka 16.000 masih oke. Tapi tetap saja ini sudah menjadi warning bagi pemerintah. Walaupun memang kondisi Indonesia saat ini relatif lebih stabil dibandingkan zaman 1998 dahulu,†kata Imam.
Laporan: Ranny Supusepa