KedaiPena.com – Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia Masih menunjukkan progres positif tapi tak dapat dipungkiri bahwa pelemahan ekonomi global tidak dapat dihindari dan akan mempengaruhi kondisi perdagangan Indonesia.
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Yusuf Wibisono menyatakan pelemahan ekonomi ke depan ini tidak akan sampai menyebabkan PHK yg terlalu masif sebagaimana awal pandemi.
“Meski melemah namun pertumbuhan kita masih positif dan cukup kuat, masih di kisaran 5 persen. Tidak cukup alasan untuk mengkhawatirkan PHK massal. Bahwa kemungkinan akan ada perusahaan yang tidak mampu bertahan dan akhirnya merumahkan pekerjanya, itu kemungkinan yang terbuka dalam situasi ketidakpastian yang tinggi seperti sekarang ini,” kata Yusuf, Kamis (3/11/2022).
Ia menyatakan untuk mengantisipasi kondisi global saat ini, pemerintah Indonesia harus menyusun kebijakan mitigasi dan antisipasi yang cepat dan terukur.
“Dengan resesi global, ekspor akan melemah, demikian pula investasi terutama dari investasi asing. Maka konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sekitar 50 persen dari PDB, akan menjadi motor pertumbuhan andalan,” ungkapnya.
Namun dengan kondisi inflasi yang tinggi terutama pasca kenaikan harga BBM, yang masih dapat diandalkan adalah konsumsi kelas menengah – atas.
“Masalah utamanya kelas menengah – atas konsumsinya cenderung rendah, terlebih ketika suku bunga sedang tinggi,” ungkapnya lagi.
Maka, respon kebijakan yang dibutuhkan adalah penguatan daya beli masyarakat, terutama rakyat miskin, dan juga pemberian insentif bagi dunia usaha untuk mendorong investasi, terutama investasi domestik skala UMKM.
“Perhatian besar harus diberikan pada sektor – sektor penyerap tenaga kerja besar seperti pertanian dan perdagangan. Dengan memastikan usaha kecil terus berjalan dan daya beli rakyat terjaga, maka pengangguran akan dapat kita minimalkan,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa