KedaiPena.Com – Aktivis Perempuan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menilai, banyak faktor yang menyebabkan cukup tingginya kasus kekerasan hingga pelecehan di wilayah perkotaan seperti Tangerang Selatan (Tangsel).
Hal itu disampaikan oleh Sarah, sapaannya, saat menanggapi kasus kekerasan hingga pelecehan seksual di Indonesia yang masih menjadi momok. Menurut data Komisi Nasional (Komnas) perempuan pada tahun 2019 tercatat ada 431.471 kasus dengan 1.419 laporan langsung.
Kekerasan hingga pelecehan seksual menjadi sorotan kembali setelah Rancangan Undang-undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS ) ditarik dari prolegnas prioritas oleh DPR RI.
“Bisa berbagai hal tetapi tentunya tergantung dari kasus ke kasus. Tidak bisa dipukul rata. Semua kasus pasti unik karena ini kan manusia ya,” ungkap Sarah, Sabtu (4/7/2020).
Salah satu kota yang memiliki kasus kekerasan hingga pelecehan seksual cukup tinggi ialah Tangsel. Kasus pelecehan seksual terhadap perempuan beberapa kali terjadi di wilayah ini.
Pada Agustus 2019, seorang perempuan berinisial R dilecehkan saat payudaranya diremas seorang pria di kawasan Bintaro Sektor IX, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Lalu, pada bulan Febuari seorang mahasiswi mengalami pelecehan tepat di belakang gedung Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) di Jalan Haji Nipan, Ciputat.
Tak lama berselang, pelecehan seksual serupa dialami salah satu artis peran. Dia mengalami pelecehan saat lari pagi di kawasan perumahan Bintaro Sektor 5, Pondok Aren.
Politikus Gerindra yang akan maju pada Pilkada Tangsel ini mengingatkan, pentingnya kesadaran aparat penegak hukum termasuk aksi cepat tanggap dari mereka.
“Lalu Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) juga harus siap dengan rumah aman,” ungkap Ketua Jarnas TPPO ini.
Sarah meyakni, hal tersebut akan sangat membantu para korban kekerasan seksual untuk melakukan pelaporan hingga pengaduan.
“Dimana yang mau lapor soal kekerasan juga merasa aman bahwa mereka akan dilindungi,” kata Sarah.
Laporan: Sulistyawan